Jakarta, MINA – Salah satu tokoh legendaris intelejen Indonesia Suripto berpendapat, polemik perang sipil di Suriah akan terus berlangsung untuk waktu yang lama, mengingat banyaknya kepentingan yang bermain di sana.
Mantan Kepala Staf badan intelejen negara pada era 70-an tersebut mengatakan, kepentingan yang banyak tidak hanya datang dari tubuh internal Suriah saja, seperti pihak oposisi yang terbagi dalam beberapa kelompok yang memiliki tujuan berbeda-beda.
“Karena banyaknya kepentingan asing di sana, seperti Iran, Rusia, AS, dan lainnya,” kata Suripto kepada Mi’raj News Agency (MINA) di Jakarta, Selasa (20/2).
Dia melihat gejolak akan berlanjut jika kepentingan asing masih terus terlibat di Suriah. Oleh karena itu, perlunya cara untuk melepaskan keterlibatan mereka agar konflik tidak berlangsung lebih jauh.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mantan Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan periode 1999-2001 tersebut mengaku sudah berulang kali menemui para pengungsi, baik di dalam Suriah maupun kamp di negara yang berbatasan dengannya, termasuk Turki dan Lebanon.
Meskipun ada perbedaan, kondisi kamp pengungsian pada umumnya sama, menyedihkan dan tidak layak ditinggali.
“Di kamp pengungsian itu bau karena kan sanitasi dan karena tidak adanya kamar mandi,” kata pria yang dijuluki tokoh intelejen tiga zaman itu.
Di dalam negeri, kelompok-kelompok seperti Free Syrian Army (FSA), ISIS, Front Nusra yang berafiliasi ke Al-Qaeda, pasukan Rusia, NATO, Kurdi dan lainnya membuat konflik semakin panjang. (L/RE1/RI-1)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB