TOKOH ISLAM HIMBAU TIDAK FOTO “SELFIE” SAAT IBADAH

SELFIE
Seorang peziarah berfoto "selfie" bersama keluarganya (Foto: Arab News)
Seorang peziarah berfoto “” bersama keluarganya (: Arab News)

Riyadh, 19 Dzulhijjah 1435/13 Oktober 2014 (MINA) – Seorang sarjana Islam Arab Saudi terkemuka telah mendesak jamaah untuk tidak memanjakan diri mengambil foto “selfie” dengan mengatakan fenomena baru yang merajalela itu mengalihkan perhatian jamaah dari menyelesaikan tujuan ritualnya.

“Orang sering melakukannya untuk pamer, berpotensi menggugurkan seluruh amalan ibadah mereka dan mempengaruhi pahala mereka datang ke sini,” kata Ali bin Abdul Aziz Al-Shibal, anggota Komite Kesadaran Haji dan dosen di Universitas Majmaah.

“Mengambil foto agar orang lain tahu di mana Anda berada atau untuk menunjukkan bahwa Anda sedang beramal baik akan mempengaruhi kemurnian niat dan bertentangan dengan tujuan,” katanya, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (13/10).

Dia menambahkan, hal itu belum lagi fakta bahwa para peziarah lainnya pasti akan muncul dalam foto, melanggar privasi dan hak serta menciptakan masalah keamanan yang potensial.

Menurut Al-Shibal, Islam melarang Muslim dari meniru bentuk-bentuk budaya dan tradisi non-Muslim.

“Muslim harus bangga dengan budaya mereka sendiri,” katanya, mengutip hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdullah.

Beberapa ulama Islam telah sepakat bahwa fotografi digital dilarang, kecuali untuk tujuan penting, seperti mengambil foto peristiwa penting, memperlihatkan penjahat, pembuatan KTP, mengajar siswa dan penerbitan program media yang berguna.

“Nabi Muhammad (saw) mengatakan bahwa fotografer di antara mereka akan dihukum berat pada Hari Penghakiman. Dalam hadis lain, dia mengatakan bahwa fotografer dan pelukis akan diminta untuk memberikan kehidupan kepada karya-karya mereka pada hari itu,” tambahnya.

Menurut Al-Shibal, penerbitan foto di media cetak kurang dipermasalahkan karena gambar yang stagnan, tapi lukisan individu dan hewan, serta karikatur, dilarang.

“Kampanye kami bertujuan untuk mendidik para peziarah dan Muslim lain untuk menjauhkan mereka dari praktik-praktik tidak Islami,” katanya.

Ulama Islam menyebarkan kesadaran di antara para peziarah tentang ajaran dasar Islam, termasuk monoteisme, kebutuhan untuk menghormati ajaran Nabi dan mematuhi lima rukun Islam.

“Kami juga menerangkan kesalahan mereka  yang dibuat sebelum, selama dan setelah haji. Kami mengulangi pentingnya perilaku yang baik dan mendiskusikan isu-isu yang terkait dengan keluarga lainnya,” katanya. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0