Tokoh Muslim AS Tolak Undangan Buka Puasa dari Joe Biden Imbas Agresi Israel

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (foto: New York Post)

New York, MINA – Sejumlah tokoh Muslim Serikat (AS) menolak hadir dalam acara jamuan yang diadakan di Gedung Putih pada Selasa (2/4). Acara itu tetap berlangsung meski dengan skala yang lebih kecil.

Beberapa tokoh itu menolak undangan Presiden AS karena adanya kemarahan di kalangan komunitas Muslim atas agresi Israel di Gaza, Palestina, yang sampai sekarang masih berlangsung.

“Presiden Biden akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin komunitas Muslim untuk membahas isu-isu penting bagi komunitas,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan pada Selasa lalu, melansir Reuters, Kamis (4/4).

Namun, para pemimpin Muslim itu, kata Jean-Pierre, lebih memilih mengadakan pertemuan daripada makan malam.

Gedung Putih “menyesuaikan formatnya agar responsif,” kata Jean-Pierre.

Salah satu undangan, Dr. Thaer Ahmad, seorang dokter ruang gawat darurat yang menghabiskan setidaknya tiga pekan di Gaza, mengatakan kepada CNN bahwa dia meninggalkan pertemuan hari Selasa itu sebelum pertemuan itu selesai.

“Untuk menghormati komunitas saya, untuk menghormati semua orang yang menderita dan terbunuh dalam proses (agresi Israel) tersebut, saya harus keluar dari pertemuan tersebut,” kata Ahmad.

Ahmad menyebut, ia satu-satunya orang Palestina-Amerika yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ia mengatakan, “tidak banyak tanggapan” dari Biden.

“Dia sebenarnya bilang dia mengerti, dan saya pergi,” kata Ahmad kepada CNN.

Peristiwa ini sangat kontras dengan Mei tahun lalu, ketika Biden menjadi tuan rumah resepsi Idul Fitri untuk menandai berakhirnya Ramadhan. Lusinan peserta bersorak untuk Biden di Gedung Putih ketika dia mengatakan kepada orang banyak, “Ini rumah Anda.”

Anggota Kongres Muslim yang menghadiri acara itu termasuk Perwakilan Ilhan Omar dan Rashida Tlaib, yang merupakan warga Amerika keturunan Palestina. Mereka kini menjadi salah satu pengkritik terbesar kebijakan Biden di Gaza.

Emgage Action, sebuah kelompok advokasi Muslim Amerika, mengatakan mereka menolak undangan makan malam pada hari Selasa, dengan alasan “bantuan militer tanpa syarat yang terus menerus dari Biden kepada Israel,” yang menurut mereka telah menyebabkan “bencana kemanusiaan yang sangat besar.”

Banyak warga Muslim, Arab, dan aktivis anti-perang yang marah, dengan dukungan pemerintah terhadap Israel dan serangan militernya di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kelaparan di daerah yang diblokade dengan penduduk sekitar 2,3 juta orang.

Israel adalah penerima bantuan luar negeri terbesar dari AS dan negeri Paman Sam itu memveto beberapa suara di PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam serangan Gaza sejak pada 7 Oktober. AS abstain dalam pemungutan suara akhir bulan Maret 2024 sehingga DK PBB bisa mengeluarkan resolusi gencatan senjata. (T/Ai/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Arina Islami

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.