Beijing, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Pemimpin komunitas Muslim Tiongkok mengatakan pemerintah Hong Kong harus bekerja lebih keras untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan peluang pendidikan untuk etnis minoritas yang telah meleburkan diri dan berkontribusi bagi kemajuan bekas koloni Inggris itu.
Ebrahim Yeung Yee-woo, sekretaris kehormatan Asosiasi Kebudayaan dan Persaudaraan Muslim China, salah satu organisasi Muslim paling berpengaruh di Hong Kong, mengkritik Pemimpin Eksekutif Leung Chun-ying yang disebutnya tidak menunjukkan banyak dukungan kepada komunitas Muslim.
“Umat Islam non-Tiongkok masih menghadapi diskriminasi dan perjuangan untuk beradaptasi dengan kehidupan di Hong Kong,” ungkap Yeung seperti dilaporkan South China Morning Post, Senin (26/10).
Bulan lalu lembaga think tank Zubin Foundation merekomendasikan bahwa seorang pejabat tinggi seperti sekretaris kepala atau pemimpin eksekutif harus mempelopori sebuah komite untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh etnis minoritas.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Pasalanya yayasan itu melakukan sebuah studi yang menemukan tingkat putus sekolah sebelum Form Five pada kalangan mahasiswa Pakistan jauh lebih tinggi ketimbangrekan-rekan mereka dari etnis China.
Kalangan dunia pendidikan juga mengeluhkan meningkatnya warga Hong Kong bukan penutur China yang mencari pendidikan ke China daratan (Beijing). Sedangkan kelompok advokasi minoritas Unison menemukan beberapa pemilik tanah enggan untuk menyewa flat kepada keluarga dari etnis minoritas.
Dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post, Yeung menunjukkan sudah saatnya pemerintah melakukan lebih banyak tindakan untuk membantu kalangan minoritas dan menghapus diskriminasi.
“Setelah serah terima 1997 (penyerahan Hong Kong kepada Beijing oleh Inggris), banyak orang etnis minoritas datang ke Hong Kong. Mereka berjuang untuk beradaptasi dengan (kehidupan) di sini dan orang-orang melihat mereka dengan cara yang aneh,” keluh Yeung.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Pemerintah harus berupaya memperbaiki lingkungan hidup mereka,“ tegas pria 75 tahun itu.
Ketika ditanya apakah Pemimpin Eksekutif Leung telah menunjukkan dukungan yang cukup kepada komunitas Muslim, Yeung mengatakan, “Tidak banyak Setidaknya ia harus memberikan kesempatan pendidikan yang lebih dan membantu mereka(komunitas minoritas non-China) dengan studi bahasa karena mereka melihat Hong Kong sebagai (rumah) mereka.”
Menurut statistik resmi, setengah dari 300 ribu Muslim Hong Kong adalah orangIndonesia, diikuti sekitar 40 ribu warga China, 30 ribu orng Pakistan dan beberapa orang India, Malaysia, dan Afrika. Dari jumlah itu menunjukkan Muslim membentuksekitar sepertiga dari 600 ribu penduduk non-China di Hong Kong.
Islam Dukung Kerukunan
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Terlepas dari semua itu, Yeung menambahkan jika Leung memutuskan untuk maju kembali dalam bursa pemilihan pemimpin Hong Kong ia mungkin akan mendukungnyauntuk memastikan kesinambungan dalam kebijakan publik.
“Jika kebijakan berubah sepanjang waktu, orang-orang akan menderita,“ tukasnya.
Keinginan dan usaha menjauhkan penderitaan, kata Yeung, merupakan anjuran Islamsehingga pihaknya selalu berkomitmen membuat Hong Kong semakin harmonis.
“Menurut Al-Quran, hal pertama dan terpenting bagi kami adalah percaya dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Artinya kita harus bergantung pada Allah dan tidak memaksakan kehendak atas sesuatu,” ujarnya.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Ia menyatakan komunitas Muslim membela stabilitas dan mendukung kerukunan, bukan menganjurkan konflik. Yeung sangat menyayangkan umat muslim di seluruh dunia‘disalahpahami’ akibat aksi terorisme yang kerap membajak nilai-nilai Islam. (T/P022/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon