Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TOKOH REVOLUSI ARAB: REVOLUSI TIDAK BERARTI JIKA SISTEM TIDAK DIRUBAH

Admin - Ahad, 2 Juni 2013 - 11:19 WIB

Ahad, 2 Juni 2013 - 11:19 WIB

400 Views ㅤ

Jakarta, 24 Rajab 1434/2 Juni 2013 (MINA) – Dalam acara Muktamar Khilafah 2013 yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ahad (2/6) di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, tokoh pelaku Revolusi Arab dari Tunisia dan Mesir mengatakan revolusi tidak berarti jika sistem tidak dirubah.

Al-Arabi Karabakhah, yang disebut sebagai pejuang khilafah dari Tunisia, mengatakan bahwa dia berharap revolusi di Tunisia bisa merubah sistem demokrasi kepada sistem Islam.

“Umat Islam Tunisia berharap revolusi tidak hanya mengubah penguasa, tapi juga mengubah sistem,” kata Karabakhah.

Karabakhah juga mengungkapkan bahwa masalah utama umat Islam adalah tidak adanya khilafah.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Sementara itu, Syarif Al-Janain yang disebut pejuang khilafah dari Mesir, mengatakan kondisi revolusi Mesir yang menurutnya berbeda dengan revolusi di Tunisia dan di Libya, sangat menyedihkan.

“Revolusi Mesir hanya menggulingkan penguasa tapi tidak mengubah sistem. Perubahan harus dilakukan dari pemikiran yang mendasar, bukan hanya dari rezim tetapi dari sistem,” katanya.

Di dalam surat pernyataannya, Juru Bicara HTI Ismail Yusanto menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersungguh-sungguh megamalkan syariah dan berjuang bagi tegaknya syariah di negerinya.

Ismail juga menyeru kepada pemerintah untuk memandang acara muktamar khilafah itu sebagai bagian dari ekspresi  dan aspirasi umat Islam yang dijamin oleh undang-undang.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Muktamar yang bertema “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”, dihadiri hampir 100.000 orang dari berbagai wilayah. Muktamar menghadirkan para pembicara dari berbagai negara, yaitu Malaysia, Suriah, Mesir, Turki, Pakistan, India, Tunisia, Belanda, Inggris, Australia dan lainnya.

“Tema ini diambil untuk mengingatkan bahwa perubahan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, perubahan tanpa arah yang benar tidak akan memberi mamfaat,” tambah Ismail.

Muktamar Ahad itu merupakan puncak dari berbagai acara yang serupa yang telah dilaksanakan sebelumnya di 30 kota-kota besar di Indonesia sejak tanggal 5 Mei. (L/P09/R2).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

 

 

 

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Rekomendasi untuk Anda