Gaza, MINA – Seorang anggota senior Hamas mengatakan gerakan perlawanan Palestina terlibat dalam pembicaraan intensif dengan berbagai mediator untuk memperpanjang jeda pertempuran di Jalur Gaza selama 4 hari.
Anggota senior Biro Politik Hamas, Ghazi Hamad menekankan, Israel tidak boleh memaksakan kampanye militer lebih lanjut di wilayah Gaza maupun di Tepi Barat.
“Kami bekerja sama dengan semua pihak, terutama Qatar dan Mesir, untuk memperpanjang gencatan senjata. Negara-negara Barat pasti akan setuju mengakhiri perang Israel melawan pejuang Palestina di Gaza,” kata Ghazi Hamad, Rabu (29/11).
“Kami telah menyatakan posisi kami dengan jelas. Apa yang kami inginkan adalah diakhirinya pendudukan [Israel] dan solusi. Kami menyadari sifat kompleksitasnya. Oleh karena itu, kami berinteraksi dengan semua pihak dengan cara yang penuh perhitungan dan dalam kerangka yang ditentukan,” tambahnya.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Hamad melanjutkan, Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan oleh faksi perlawanan yang berbasis di Gaza terhadap rezim pendudukan Tel Aviv pada tanggal 7 Oktober, membuat para pejabat Israel dan sekutunya terkejut.
“Kami mengangkat masalah pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan pasukan Israel kepada para mediator, dan memberikan tekanan untuk menghentikannya,” lanjut anggota senior Hamas tersebut.
Hamad menggarisbawahi, Hamas dapat memainkan kartunya dengan benar untuk memperpanjang gencatan senjata, dan menyatakan Israel tidak dapat memaksakan kampanye militer baik di Tepi Barat atau di Jalur Gaza.
Sebelumnya, baik Israel maupun pejuang Palestina telah menyepakati gencatan senjata selama 4 hari dengan ketentuan pertukaran tawanan selama masa gencatan senjata. (T/R2/P2)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)