Tokoh-Tokoh Muslimah Malaysia Serukan Solidaritas Palestina di Semua Sektor

Sekjen Aliansi Perempuan untuk Pembelaan Palestina dan Al-Quds, Dr. Fauziah Mohammad Hasan (kanan).(Foto: Istimewa)

Kuala Lumpur, MINA – Sekjen Aliansi Perempuan untuk Pembelaan dan Al-Quds, Dr. Fauziah Mohammad Hasan mendesak segenap pemerintahan dunia untuk menunaikan komitmen janji mereka terhadap rakyat Palestina.

Fauziah Hasan dalam wawancara televisi menentang aneksasi Israel, yang dirilis Selasa ini (23/6), menceritakan saat dirinya menjadi bagian dari 13 peserta aksi Freedom Flotilla yang berlayar menuju Gaza tahun 2016 untuk mematahkan blokade.

Mereka diculik di perairan internasional dan dibawa ke penjara Israel, kemudian dideportasi ke Thailand, karena negaranya, tak memiliki hubungan diplomasi dengan Negara ilegal Israel.

Menurut tokoh Muslimah Malaysia itu, Israel melakukan tindakan ilegal, mencuri tanah dan harta benda Palestina selama 70 tahun lebih, dan akan terus melanjutkan pencurian demi pencurian wilayah, sampai mereka mampu merealisir mimpinya mendirikan Israel raya.

“Namun sayangnya hal ini dibiarkan pihak internasional, mungkin karena kesibukan masing-masing Negara dengan kondisi internalnya,” ujar Fauziah.

“Biarkan kami menceritakan kepada dunia, apa yang terjadi setiap hari yang dialami rakyat Palestina, terutama di Tepi Barat dan Al-Quds, sejak tiga bulan lalu, atau sejak awal wabah covid 19, penjajah Israel menahan 800 rakyat Palestina, termasuk 10 wanita, 90 anak-anak, menggusur 65 rumah. Semua ini merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional dan konvensi Jenewa,” lanjut Fauziah.

Banyak dari warga Palestina di Tepi Barat yang menjadi petani dan memiliki perkebunan zaitun, namun pihak entitas zionis melakukan tindakan rasial yang menghancurkan perekonomian Palestina, seperti menebangi pohon zaitun, terutama pepohonan yang tengah berbuah.

Otoritas pendudukan Israel juga membangun tembok pemisah rasial yang menghalangi para petani ke ladang mereka, serta harus minta ijin dan pemeriksaan, pasokan air irigasi terhalang. Saat musim panen, pasukan Israel membatasi jumlah petani yang diijinkan bekerja di ladang mereka.

Demikian juga penderitaan yang dialami rakyat Palestina di Tepi Barat, terutama mereka yang sakit, para wanita dan anak-anak.

Fauziah mendesak pihak internasional untuk menyoroti penderitaan mereka lewat sarana jejaring sosial, dan melakukan solidaritas untuk rakyat Palestina di segenap sektor kehidupan: politik, keuangan, moral dan spiritual, serta media.

Dia mendesak segenap pemerintahan di dunia untuk menunaikan komitmen mereka terhadap hukum internasional, melalui dukungan terhadap Palestina dan menyeret penjahat perang Israel yang mereka lakukan terhadap kemanusiaan di wilayah Palestina terjajah.(T/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments are closed.