Jakarta, MINA – Badan Metereologi, Klimatoogi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, Topan Hagibis yang menghantam Kota Tokyo, Jepang pada Sabtu dan Ahad (12-13/10), tidak akan memberikan pengaruh terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi Bidang Metereologi Badan Metereologi, Klimatoogi, dan Geofisika (BMK) Mulyono Rahardo Prabowo.
“Posisi Typhoon Hagibis yang pagi ini makin jauh dari wilayah Indonesia tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia,” kata Mulyono seperti dikutip dari setkab.go,id.
Adapun potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, ia menjelasakan lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin yang memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi.
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Jepang (JMA), Topan Hagibis sudah bergerak meninggalkan daratan Jepang ke arah Timur Laut menuju Samudera Pasifik Barat bagian Utara.
”Walaupun masih dalam skala kuat, namun intensitas Topan Hagibis mulai menurun, saat ini kecepatan angin di pusat typhoon adalah 60 knots sedangkan 12 jam sebelumnya adalah 75 knots,” kata pernyataan JMA.
Selain itu, dalam 24 jam ke depan JMA memperkirakan Topan Hagibis akan menurun intensitasnya.
Setidaknya, lima orang dilaporkan meninggal dan 50.000 warga mengungsi akibat terjangan topan yang disebut-sebut sebagai badai terburuk sejak 60 tahun terakhir yang pernah melanda Negeri Sakura. (T/Sj/P1)
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
Mi’raj News Agency (MINA)