Manila, MINA – Bencana alam besar kembali menimpa Filipina setelah Topan Kalmaegi menghantam wilayah Visayas Tengah, menewaskan sedikitnya 85 orang dan membuat 75 lainnya masih dinyatakan hilang. Lebih dari 500 ribu penduduk terpaksa mengungsi akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi bersamaan.
Kantor Pertahanan Sipil Filipina menyampaikan bahwa angka kematian yang sudah dikonfirmasi mencapai 85 orang, dengan 28 di antaranya masih menunggu verifikasi penyebab kematian. Al-Jazeera melaporkan.
Wilayah yang paling terdampak adalah provinsi‐provinsi di kawasan Visayas Tengah seperti Cebu, di mana rumah‐rumah rusak parah, akses jalan terputus, dan listrik serta jaringan komunikasi banyak yang padam.
Dalam sejumlah lokasi, hujan lebat disertai angin kencang memicu banjir mendadak dan longsor yang menutup rute evakuasi serta memperparah kondisi pengungsi.
Baca Juga: AS Usulkan Pencabutan Sanksi DK PBB Terhadap Presiden Suriah
Evakuasi massal sedang berlangsung—lebih dari 200 000 orang telah dipindahkan ke tempat aman sementara tim penyelamat bekerja keras menjangkau daerah‐daerah terpencil yang terputus.
Badai ini, yang dikenal di Filipina sebagai “Tino”, kini bergerak menuju Laut Cina Selatan dengan potensi menguat kembali sebelum menuju pesisir Vietnam.
Filipina termasuk salah satu negara dengan kerentanan tinggi terhadap siklon tropis—setiap tahun puluhan badai melintasi kepulauan tersebut. Infrastruktur yang sudah rapuh akibat gempa bumi, erosi, dan cuaca ekstrem membuat keterpaparan bencana semakin besar. Informasi terakhir menunjukkan bahwa pemulihan di beberapa wilayah Visayas masih berlangsung pasca gempa 6,9 SR yang terjadi sedikit waktu lalu. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: YouTube Hapus Ratusan Video Kelompok HAM Palestina
















Mina Indonesia
Mina Arabic