KARMA adalah sebuah konsep yang dikenal luas dalam agama Hindu dan Buddha, merujuk pada hukum sebab-akibat, bahwa setiap tindakan manusia akan membawa konsekuensi, baik itu positif maupun negatif.
Lalu, bagaimana karma pandangan Islam? Apakah tragedi kebakaran di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) yang menghanguskan puluhan ribuan rumah dan hutan bisa disebut sebagai karma bagi pemerintah negeri Paman Sam itu atas tindakannya karena membantu penjajah Zionis Israel dalam melakukan genosida di Gaza?
Dalam Islam, meskipun istilah “karma” tidak digunakan, ada prinsip-prinsip yang sejajar dengan hal itu, yaitu hukum sebab-akibat. Setiap perbuatan baik seseorang pasti akan dibalas kebaikan pula. Demikian pula Sebaliknya, setiap perbuatan dan ucapan buruk, pasti akan dibalas keburukan.
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Trump dan ‘Neraka’ di Los Angeles
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨) (الزلزلة [٩٩]: ٧ــ٨)
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah [99]: 7-8)
Ayat itu menunjukkan bahwa perbuatan sekecil apapun tidak akan luput dari perhatian Allah Ta’ala. Semuanya tercatat dengan rapi dan pelakunya akan mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Jika perbuatan jahat tidak dihukum di dunia, lolos dari jeratan hukuman pihak berwajib, maka pasti hal itu akan dibalas dengan sempurna di akhirat, sebuah hari akhir saat pembalasan semua amal.
Baca Juga: Masjidil Aqsa Tempat Singgah Isra Mi’raj Nabi Muhammad
Selain itu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam (SAW) bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الآخِرَةِ وَأَمَّا الكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seorang mukmin sedikit pun. Kebaikan yang ia lakukan akan diberi balasan di dunia, dan akan dibalas pula di akhirat. Adapun orang kafir, ia diberi balasan atas kebaikan yang ia lakukan di dunia, hingga ketika ia sampai di akhirat, ia tidak memiliki lagi kebaikan yang dibalas.” (HR. Muslim)
Hadis di atas menegaskan bahwa setiap perbuatan pasti akan balas dengan yang serupa. Kedzaliman yang dilakukan seseorang dapat mendatangkan balasan langsung dari Allah, terutama ketika orang yang dizalimi memohon keadilan kepada-Nya.
Baca Juga: Adab Makan dalam Islam, Panduan Langit untuk Hidup Lebih Berkah
Tragedi Kebakaran di Los Angeles, Sebuah Renungan
Kebakaran besar di Los Angeles, dalam pandangan Islam bisa menjadi ujian, peringatan, atau akibat dari kerusakan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الروم [٣٠]: ٤١)
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Baca Juga: Suara yang Dibungkam, Ini Jeritan Jurnalis Palestina di Tengah Genosida Gaza
Kerusakan lingkungan, peperarang, dan ketamakan manusia sering kali menjadi penyebab langsung dari bencana seperti kebakaran. Dalam konteks ini, tragedi kebakaran di Los Angeles bisa dianggap sebagai pengingat bagi manusia tentang tanggung jawabnya terhadap alam dan sesama manusia.
Islam mengajarkan bahwa hanya Allah Ta’ala yang mengetahui hubungan langsung antara suatu perbuatan dengan akibatnya. Akan tetapi, ada prinsip umum dalam Islam bahwa kedzaliman tidak akan dibiarkan tanpa balasan. Firman Allah:
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ (ابراهيم [١٤]: ٤٢)
“Dan janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim [14]: 42)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-38] Menjadi Wali Allah
Perkataan Bisa Jadi Bumerang
Dalam Islam, ucapan adalah salah satu amalan yang paling berpengaruh. Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ (رواه البخارى)
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tanpa berpikir tentang (baik dan buruknya), yang menyebabkan ia tergelincir ke dalam neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Al-Bukhari)
Baca Juga: Menyambung Silaturahmi di Tengah Luka: Ujian Kesabaran yang Menghadirkan Pertolongan Allah
Perkataan yang buruk atau menyakitkan hati manusia lainnya bisa membawa dampak negatif, bukan hanya bagi orang yang menjadi sasarannya, tetapi juga bagi yang mengucapkannya. Dalam beberapa kasus, ucapan buruk bisa kembali kepada orang yang mengucapkannya, layaknya bumerang.
Perkataan Donald Trump yang menyebut Gaza akan dijadikan sebagai neraka, dapat dipandang sebagai bentuk kezaliman verbal.
Dalam Islam, kezaliman seperti ini bisa mendatangkan konsekuensi buruk bagi pelakunya. Peristiwa kebakaran besar di Los Angeles, meskipun tidak bisa secara pasti dikaitkan dengan ucapan tersebut, dapat dijadikan pelajaran tentang bagaimana manusia harus menjaga lisannya.
Kejadian-kejadian di dunia ini, baik berupa bencana maupun peristiwa lainnya, selalu mengandung hikmah. Setiap musibah bisa menjadi pengingat agar manusia kembali kepada Allah, introspeksi diri, dan meningkatkan ketakwaan.
Baca Juga: Keutamaan Menyampaikan Informasi Bencana dengan Prinsip Communication Risk
Kezaliman tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja. baik dalam bentuk tindakan maupun ucapan, kezaliman akan mendapatkan balasan. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu bersikap adil dan menghindari menyakiti orang lain.
Karma dalam pandangan Islam adalah prinsip sebab-akibat yang diawasi langsung oleh Allah Ta’ala. Setiap perbuatan manusia, baik berupa tindakan maupun ucapan, akan membawa konsekuensi yang setimpal.
Tragedi kebakaran di Los Angeles dan kebijakan politik yang kontroversial dapat menjadi renungan tentang pentingnya menjaga perbuatan dan perkataan kita.
Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk senantiasa bersikap baik, berkata benar, dan menjauhi kezaliman. Semoga tragedi kebakaran di AS menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, karena setiap tindakan kita akan kembali dan menimpa pelakunya sendiri. []
Baca Juga: Mengenal Hydroclimate Whiplash, Tantangan dalam Memadamkan Kebakaran Hutan di Los Angeles
Mi’raj News Agency (MINA)