Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tragedi Kemanusiaan di Tengah Lumbung Petro-Dolar (Oleh : Abdul Mutaali, Ph.D., Universitas Indonesia)

Rana Setiawan - Senin, 24 Juli 2017 - 02:37 WIB

Senin, 24 Juli 2017 - 02:37 WIB

200 Views

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Abdul Muta'ali.

Oleh: Abdul Mutaali, Ph.D., Pengamat Politik Timur Tengah, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PKTTI UI)

palestina/">Konflik Israel-Palestina adalah tragedi kemanusiaan terlama dan tersulit sejak meletusnya Perang Dunia II sampai hari ini.

Timor Leste saja yang sudah bergabung dengan Indonesia yang merdeka 1945 sudah diberi kemerdekaannya tahun 2000 lalu.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Ironi Palestina, adalah ironisnya Hak Asasi Manusia dan para pejuangnya. Sebetulnya okupasi dan pelecehan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina yang dilakukan Israel bukanlah 14 Juli 2017 saja.

Agresi pasukan Tel Aviv ini sejatinya dilakukan tiap hari sejak 1967. Problematika Israel versus Palestina sejatinya tidaklah serumit Arab Spring dan konflik Suriah.

Hadirnya Negara Israel adalah jelmaan ideologi rasisme dalam tatanan ketertiban dunia. Bagaimana tidak, kehadirannya harus meniadakan entitas bangsa Palestina. Bahkan geografis tanah leluhurnya tiap waktu berkurang.

Pada 14 Juli 2017 adalah bukti kejahatan kemanusiaan Israel terhadap Palestina. Mereka bukan hanya membunuh fisik Rakyat Palestina, tapi juga mencoba membunuh ‘tuhannya’.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Masjid Al-Aqsha ditutup, azan dilarang, orang shalat ditendang, dan diancam dengan moncong senapan mematikan. Dunia tidak boleh diam. Mesir, Swedia, dan Perancis mempelopori PBB untuk mengambil langkah konkrit kebiadaban ini.

Indonesia lewat Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi sudah mengambil langkah positif koordinasi dengan beberapa Menlu negara-negara anggota OKI. Hal yang sangat sulit dilakukan oleh negara-negara GCC (Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk).

Saya berharap pemerintah RI terus ambil bagian dalam penyelesaian palestina/">konflik Israel-Palestina ini.

Inilah saatnya Indonesia menjadi guru bagi Timur Tengah. Memastikan mereka paham ada ‘tragedi kemanusiaan’ di tengah lumbung petro-dollar. (R01/P1)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda