Jakarta, MINA – Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia (UI), Abdul Muta’ali meminta agar masyarakat Indonesia di Mesir, khususnya mahasiswa untuk waspada menyusul aksi serangan bom dan penembakan di Masjid Ar Radwah, Semenanjung Sinai Utara, Mesir yang menewaskan 309 orang, Jumat siang (24/11).
“Dari kasus ini, saya minta mahasiswa Indonesia yang di Mesir untuk tetap menjaga shalat di Masjid, tapi carilah masjid-masjid aman yang tidak terindikasi oleh pemerintah sebagai oposisi,” katanya saat dihubungi Mi’raj News Agency (MINA), pada Selasa (28/11).
Menurutnya, terkait bom tersebut, jamaah yang berada di dalam Masjid sudah mengatahui akan adanya serangan pemboman.
“Jamaah di dalam masjid sebenarnya sudah tahu bahwa di sana ditanam bom. Maka dari itu, Jamaah kaluar dari Masjid ingin menyelamatkan diri dan ketika keluar banyak tembakan yang mengarah kepada mereka. Artinya, tembakan itu terjadi bukan setelah pemboman, tapi sebelumnya,” jelasnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Lebih lanjut ia mengatakan, Jamaah yang keluar Masjid ditembaki oleh sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari 40 orang, ini tragedi terbesar kedua setelah tahun 2014.
“Peledakan ini terjadi setelah Fatah dengan Hamas rekonsiliasi, 10 tahun sebelumnya berpecah kini bersatu. Pelakunya siapa?,” ujarnya.
Setetah peledakan tersebut, perlintasan Rafah yang menghubungkan antara Mesir dan Gaza diperpanjang penutupannya oleh Pemerintah Mesir.
“Otomatis Mesir punya alasan untuk menutup Rafah, kenapa? agar bantuan tidak masuk ke Palestina. Jangan lupa, tahun 2018 Mesir akan pemilu, maka perlu testimony. Dalam keadaan darurat seperti ini, Mesir perlu pemantik agar 2018 Al-Sisi bisa lancar,” tambahnya. (L/R10/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata