Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren Pemasaran Islami di Sektor Penerbitan Buku dan Edukasi

Rana Setiawan - Rabu, 1 September 2021 - 06:42 WIB

Rabu, 1 September 2021 - 06:42 WIB

14 Views

Jakarta, MINA – MarkPlus Islamic kembali menghadirkan diskusi interaktif pada Muharram Marketing Festival 2021 hari ke-2 yang diadakan secara virtual melalui Zoom dan kanal Youtube Marketeers TV, Selasa (31/8).

Mengulas tren pemasaran Islami yang terkini di industri penerbitan dan edukasi, webinar kali ini dihadiri oleh lima pembicara diantaranya; Sari Meutia selaku CEO Mizan Publika, Irwan Kelana selaku Redaktur Senior Harian Republika, dan Dr. Helvy Tiana Rosa, M.Hum selaku Pendiri Forum Lingkar Pena dari sektor buku dan penerbitan.

Sementara dari sektor edukasi, webinar ini dihadiri Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M. Sc (Rektor Universitas Al Azhar Indonesia) , Andy Dwi Bayu Bawono, S.E. M.Si., Ph.D. (Wakil Bendahara Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang Muhammadiyah) , dan Dr. H. Mohammad Zahri M.Pd. selaku Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia.

Webinar ini dimoderatori oleh H.Taufik selaku CEO MarkPlus Islamic dan Deputy Chairman MarkPlus, Inc. Taufik berharap acara ini mampu mendukung upaya pemerintah Indonesia memajukan Indonesia dalam Global Islamic Economy.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan

Membuka diskusi ini, Taufik menilai ada perkembangan luar biasa pada Islamic Bookfair yang lebih meriah dibanding pameran buku pada umumnya, meski di luar dugaan, hal ini menunjukkan adanya tren ketertarikan masyarakat terhadap buku-buku Islam.

“Awalnya tidak mudah meyakinkan penerbit untuk mengikuti IBF (Islamic Book Fair) tapi lama kelamaan IBF makin menarik minat peserta dan pengunjung, sampai tahun 2020 terdapat 343 stan, dan 2021 tidak ada IBF karena COVID,” ungkap Irwan Kelana selaku Redaktur Senior Harian Republika membuka diskusi Muharram Marketing Festival 2021.

Pada tahun 2020, IBF berhasil mengumpulkan sejumlah 140.000 peserta dari seluruh Indonesia.

Menjadi pameran yang ditunggu-tunggu oleh pelajar dan santri baik dari Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, IBF dinilai menjadi puncak literasi dan tonggak peradaban literasi Islam.

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Hadir selaku CEO Mizan Publika, Sari Meutia mengulas strategi pemasaran islami yang kini ditekuni perusahaannya.

“Kami fokus sekali ke digital marketing, tapi alhamdulillah sebelum masa COVID datang kita sudah memiliki Mizan Digital Headquarter yang menangani program digital marketing.”

“Marketing tentu saja fokus lebih banyak ke online, meski setelah PPKM kita berharap toko bisa buka kembali. juga pameran-pameran juga bisa aktif kembali”

Mizan saat ini mengembangkan Mizan Applications Publisher (MAP) dan Rakata.id. Melalui MAP Mizan Group mengembangkan aplikasi pendukung buku-buku cetak yang
menghadirkan berbagai fitur seperti Virtual Reality Halo Balita, Huruf Hijaiyah, dan fitur
lainnya.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Sementara itu, hadir dari industri edukasi Andy Dwi Bayu Bawono, S.E. M.Si., Ph.D selaku Wakil Bendahara Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang Muhammadiyah menyatakan pentingnya penerapan diversifikasi dan klasterisasi untuk mendukung instrumen kemajuan
institusi di bidang edukasi.

“Di PTMA kami membuat klasterisasi, dimulai dari akreditasi, masalah penelitian pengabdian, ini kita pisahkan dan yang sudah unggul dan mandiri akan membantu kampus lain, yang menghasilkan semacam kampus binaan,” ujarnya.

“Kita memiliki Cyber Muhammadiyah, yang kemudian kita internalisasi di Muhammadiyah Malaysia, dan kami membuka sekolah Islam terpadu di Australia. Pernah juga di Mesir yang sudah dikelola sejak lama. Ini adalah bentuk diversifikasi,” tambah Andy.

Menutup diskusi hari ini, Dr. H. Mohammad Zahri M.Pd. selaku Ketua Umum Jaringan
Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia menyatakan Sekolah Islam harus menerapkan beragam strategi agar tetap relevan.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

“Strategi yang perlu diterapkan seperti peningkatan kualitas, memperluas jaringan dan komunitas, mengokohkan nilai-nilai kebangsaan, modernisasi layanan, kepedulian pada kesehatan, lingkungan, dan SDA,” pungkasnya.(R/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Kolom
Indonesia
Indonesia