Magelang, MINA – Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Farhani mengatakan, keinginan masyarakat di wilayahnya untuk menyekolahkan putra dan putrinya di madrasah naik drastis.
“Banyak masyarakat yang menginginkan putra dan putrinya bersekolah di madrasah. Tapi, karena keterbatasan ruang, maka dengan keterpaksaan banyak yang ditolak, dan itu sudah terjadi selama 4 tahun terakhir,” ucap Farhani beberapa waktu lalu di Magelang.
Dikutip dari rilis Kemenag, menurutnya, setiap tahun jumlah siswa didik yang tidak bisa diterima di madrasah mencapai 600 siswa.
“Madrasah kita saat ini digandrungi masyarakat. Ada masyarakat yang mengatakan, Pak, kok mau sekolah di madrasah tidak bisa? Ini membawa keprihatinan kita dan untuk itulah kita membangun sinergitas dengan pemerintah daerah,” kata Farhani.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Farhani mengatakan, di Provinsi Jawa Tengah, madrasah tumbuh subur, baik negeri dan swasta. Sampai saat ini, total jumlahnya 6.256 madrasah, mulai tingkat Aliyah, Tsanawiyah, sampai Ibtidaiyah.
Farhani mengapresiasi Bupati Kabupaten Magelang yang peduli dengan pendidikan agama dan madrasah.
“Beliau menganggarkan dana dari APBD untuk membantu madrasah,” tutur Farhani.
“Karena pada hakekatnya pemerintah itu satu, yaitu ingin mensejahterakan masyarakat,” pungkasnya. (R/R05/R01)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Mi’raj News Agency (MINA)