Tri Hita Karana Forum Road to G20 Bahas Arsitektur Kesehatan

(Foto: Istimewa)
Denpasar, MINA – Pandemi COVID 19 telah menciptakan kesadaran tentang perlunya arsitektur yang kuat dan komprehensif untuk menghadapi situasi darurat, menciptakan kesiapsiagaan agar tercipta masyarakat yang tangguh.

Proses menuju cita-cita ini bisa dimulai dengan mengelola ratusan juta data genomik yang terkumpul selama pandemi.

Diskusi yang mengupas tentang persiapan tersebut dibahas di dalam Tri Hita Karana (THK) Forum Road to G20 di Kura Kura Denpasar, Sabtu (27/8).

Dalam rilis diterima MINA, Sabtu, diskusi ini bertema “Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience, and Happiness – Research Innovation, Healthcare, and Finance Ecosystem” 

Topik yang didiskusikan antara lain: pembangunan infrastruktur kesehatan berupa fasilitas kesehatan berkelas dunia, pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia, pembiayaan riset kesehatan dan genomik, inovasi dalam pengiriman obat dan akses perawatan kesehatan, dan pemanfaatan inovasi digital untuk menciptakan ekosistem kesehatan global.

Diskusi ini menghadirkan Budi Gunadi Sadikin – Menteri Kesehatan RI; Sandiaga Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI; Sir Gordon Duff –Pro Vice Chancellor Oxford University (2014 – 2021) dan perwakilan dari asosiasi terkait, akademisi, investor, dan sektor swasta.

Baca Juga:  Selama Ramadhan, BAZNAS Salurkan Dana ZIS untuk 944.699 Mustahik

Dalam sambutannya, Tantowi Yahya, Executive Lead THK Forum menyatakan, sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, kepulauan terbesar, dan keragaman genomik; maka
kesempatan riset di bidang genomik sangat luas di .

Hal senada disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pandemi telah menciptakan kesempatan bagi Indonesia untuk mengolah ratusan juta data genomik yang akan digunakan sebagai basis penelitian untuk menciptakan inovasi kesehatan agar tumbuh generasi yang lebih sehat di masa mendatang.

Budi menyatakan, salah satu pusat untuk mengembangkan riset genomik adalah di Bali.

Sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali yang diluncurkan 3 Desember 2021, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali sehingga tidak hanya tergantung pada satu sektor, yaitu pariwisata saja.

Sebagai implementasi dari Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali tersebut, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa beberapa upaya untuk mengolah data genomik tersebut, misalnya membangun pusat riset genomik di Universitas Udayana dan melakukan pertemuan dengan East Venture untuk mendukung bio research di Bali.

Baca Juga:  Perkembangan Sistem Teknologi Berikan Peluang Berkreativitas

“Bali memiliki modalitas untuk membangun dan menyiapkan infrastruktur kesehatan. Untuk itu, kami membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk mendirikan pusat riset dan investasi lainnya di bidang kesehatan di Indonesia. Namun, monetisasi tetap harus dilakukan di Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Budi.

Sementara dalam pidatonya, Sandiaga Uno juga mendukung konsep pariwisata kesehatan sebagai bagian dari pemulihan sektor wisata yang sangat terdampak akibat pandemi.

Dalam pembukaan diskusi, Sir Gordon Duff mengemukakan, pandemi telah menciptakan momentum untuk mengembangkan skala, kapasitas, dan respon cepat untuk menciptakan ketahanan kesehatan global.

“Bali dan Indonesia adalah tempat yang strategis untuk memanfaatkan momentum ini agar ilmuwan bisa memahami target obat baru dan jenis perawatan kesehatan yang lebih tepat untuk kesehatan manusia,” ujarnya.

Andrew Lo, Director of Financial Engineering at MIT Sloan School of Management menekankan, kesehatan adalah masalah global, sehingga perlu bantuan dari semua pemangku kepentingan untuk mengatasinya.

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, UI Gelar Perkemahan Solidaritas Palestina

Dalam skenario perhitungannya, Andrew mengungkapkan diperlukan dana biofund sebesar USD 30 miliar untuk memperbesar skala dampak serta mengurangi risiko keuangan.

Hal ini bisa dicapai dengan skema blended finance; yaitu menggunakan dana publik sebagai katalis untuk menarik investasi dari pendanaan swasta secara masif.

Diskusi berlangsung produktif untuk mengupas dua topik yaitu “Global Health Architecture and How to Crate healthcare Services and Innovation Ecosystem for Planetary Health” dan “Leveraging Global Healthcare Ecosystem through Collaboration and Technology Innovation”.

Di akhir diskusi disimpulkan, berbagai inisiatif terkait pembangunan arsitektur kesehatan ini memerlukan kolaborasi berbagai pihak – termasuk pemerintah, praktisi kesehatan, industri kesehatan dan farmasi, kelompok investor dan keuangan, asosiasi kesehatan dan rumah sakit- untuk bisa mencapai arsitektur kesehatan yang dicita-citakan.

“Kami harap diskusi ini bisa membangun kesadaran dan komitmen yang lebih kuat antara pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem dan arsitektur kesehatan global, dan secara khusus mendorong Bali menjadi pusat kesehatan yang tangguh,” pungkas Tantowi.(R/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.