Gaza, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa sejumlah truk bantuan medis pertama sejak 2 Maret 2025 telah berhasil dikirim ke Gaza.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan pada Kamis (26/6) bahwa sembilan truk yang membawa pasokan medis penting, termasuk 2.000 unit darah dan 1.500 unit plasma, telah tiba di Gaza dengan selamat melalui perbatasan Kerem Abu Salem.
Dalam unggahan di platform X, Ghebreyesus menyebut bantuan tersebut sebagai “hanya setetes di lautan”, mengingat besarnya kebutuhan di wilayah tersebut. Ia juga menekankan bahwa pengiriman ini dilakukan di tengah kondisi yang sangat berbahaya namun berhasil mencapai tujuan tanpa penjarahan.
Pasokan medis ini akan segera didistribusikan ke rumah sakit prioritas dalam beberapa hari mendatang. Darah dan plasma telah dipindahkan ke ruang pendingin di RS Nasser untuk selanjutnya disalurkan ke fasilitas kesehatan yang menghadapi kekurangan kritis akibat meningkatnya jumlah korban luka, banyak di antaranya terjadi di titik distribusi makanan.
Baca Juga: Ribuan Orang Berdemonstrasi di Tel Aviv, Menuntut diakhirinya Perang di Gaza
Sejak 27 Mei 2025, pengiriman bantuan ke Gaza sebagian besar dikendalikan melalui “Gaza Humanitarian Foundation”, sebuah inisiatif yang diprakarsai Tel Aviv dan Washington.
Skema ini dikritik karena memaksa warga Palestina yang kelaparan memilih antara mati karena kelaparan atau ditembak saat mencoba mengakses bantuan.
Ghebreyesus menambahkan, empat truk WHO lainnya masih berada di perbatasan Kerem Abu Salem dan lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan menuju Gaza. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan Palestina dan PBB atas dukungan mereka.
“Bantuan medis ini hanya setetes di lautan. Diperlukan bantuan besar-besaran untuk menyelamatkan nyawa,” tegasnya. “WHO menyerukan pengiriman bantuan kesehatan yang segera, tanpa hambatan, dan berkelanjutan melalui semua jalur yang memungkinkan.”
Baca Juga: Ben-Gvir Izinkan Pemukim Ilegal Menari di Kompleks Al-Aqsa, Langgar Status Quo
Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 188.000 warga Palestina telah terbunuh atau terluka dalam serangan yang terus berlangsung, dengan ribuan orang masih hilang.
Blokade Israel yang telah berlangsung selama 18 tahun serta kampanye militer yang menghancurkan telah menyebabkan sekitar 1,5 juta dari total 2,4 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal. Kelaparan parah kini merenggut nyawa setiap hari, termasuk di antaranya anak-anak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bantai 90 Lebih Warga Gaza setelah Tujuh Tentaranya Tewas