Washington DC, MINA – Amerika Serikat berencana akan menutup kantor diplomatik Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington DC menyusul penolakan pemerintah Palestina untuk memasuki perundingan dengan Israel yang dipimpin AS.
“Kami telah diberi tahu oleh pejabat AS tentang keputusan mereka untuk menutup kantor Palestina di Washington DC, AS,” kata Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (10/9).
“Ini adalah penegasan dari kebijakan pemerintah Trump untuk bersama-sama Israel menghukum rakyat Palestina, termasuk dengan memotong dukungan keuangan untuk layanan kemanusiaan termasuk kesehatan dan pendidikan.” Kata Erekat. Al Jazeera melaporkan.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton juga dilaporkan akan mengancam Pengadilan Pidana Internasional (ICC) jika melakukan penyelidikan terhadap AS dan Israel atas dugaan pelanggaran HAM di Palestina.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Amerika Serikat akan selalu bersama teman dan sekutu Israel,” kata Bolton dijadwalkan mengatakan hal itu dalam pidatonya kepada Federalist Society, sebuah kelompok konservatif di Washington DC.
Anggota Komite Eksekutif PLO Hanan Ashrawi mengatakan pada Sabtu (8/9), keputusan AS memotong $20 juta bantuan dana bagi rumah sakit Yerusalem Timur adalah “tindakan politik” pemerasan yang bertentangan dengan norma kesopanan dan moralitas manusia.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, “dengan memotong dana penting untuk rumah sakit di Yerusalem Timur itu artinya juga mengurangi dana untuk rumah sakit lainnya seperti Augusta Victoria dan rumah sakit Mata Kedokteran St. John. Hal tersebut menyebabkan ketidakstabilan yang serius dan membahayakan ribuan pasien Palestina serta keluarga mereka di seberang Tepi Barat dan Jalur Gaza, ” demikian Wafa melaporkan. (L/P2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan