Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump Akui Tak Ada Kemajuan Usai Bicara dengan Putin soal Ukraina

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 39 detik yang lalu

39 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri). (Gambar: dok. Khaama Press)

Iowa, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui tidak ada kemajuan berarti dalam upayanya mendorong gencatan senjata di Ukraina, setelah melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (3/7).

Dalam keterangannya kepada awak media sebelum bertolak ke Iowa, Trump menjelaskan bahwa percakapan tersebut berlangsung cukup panjang dan membahas sejumlah isu penting, termasuk situasi di Iran dan konflik bersenjata yang terus berlangsung di Ukraina.

“Kami melakukan panggilan. Itu adalah percakapan yang cukup panjang. Kami membahas banyak hal, termasuk Iran dan, seperti yang Anda tahu, perang di Ukraina. Saya tidak senang dengan itu,” ujar Trump dikutip Anadolu, Jumat (4/7).

Ketika ditanya apakah percakapan itu membawa kemajuan, Trump menjawab tegas, “Tidak, saya sama sekali tidak membuat kemajuan dengannya hari ini.”

Baca Juga: Langgar Gencatan Senjata, Israel Serang Lebanon Tewaskan Satu Warga

Percakapan antara kedua pemimpin itu berlangsung di tengah terhentinya perundingan damai yang dipimpin AS guna mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina. Washington juga sebelumnya menghentikan sebagian pengiriman senjata ke Kyiv, yang disebut sebagai langkah diplomatik untuk menekan kedua belah pihak.

Menurut keterangan Kremlin, percakapan telepon tersebut berlangsung hampir satu jam. Ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, menyebut bahwa Presiden Putin menegaskan kembali tujuan utama Moskow dalam konflik ini.

“Presiden kami mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu penghapusan akar penyebab yang menyebabkan keadaan saat ini,” kata Ushakov kepada wartawan. “Rusia tidak akan menyerah pada tujuan ini,” tambahnya.

Rusia telah lama menyebut “akar penyebab” konflik sebagai dorongan Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang dianggap mengancam keamanan nasional Moskow. Kremlin tetap menuntut agar Kyiv meninggalkan ambisi tersebut sebagai syarat utama perdamaian. []

Baca Juga: Aktivis Spanyol Tuntut Netanyahu atas Serangan terhadap Kapal Madleen

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda