Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel Minggu Depan

Presiden Amerika Serikat beribadah di Tembok Ratapan, . (Foto: AP/Evan Pucci)

Jakarta, MINA – Kabar beredar menyebutkan Presiden AS Donald Trump akan mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota minggu depan.

Langkah yang dipercaya akan memanaskan kembali isu Israel- itu disampaikan para pejabat Gedung Putih yang menyebut pengakuan akan disampaikan Rabu ini namun nampaknya keputusan final belum dibuat karena perdebatan di dalam pemerintahan masih panjang.

“Tuan Presiden (Trump) selalu menyebut ini masalah waktu, bukan Jika (berandai-andai),” ungkap salah seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya kepada Washington Post.

Mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel juga dapat merusak prospek negosiasi damai Palestina-Israel yang selama ini dijunjung tinggi AS. Gedung Putih juga dijadwalkan mengeluarkan rencana baru negosiasi kedua pihak awal tahun depan.

Jika diakui, keputusan Trump ini akan menjadi kemenangan bagi Israel dan ketidakadilan bagi Palestina yang berhak terhadap Masjid Al-Aqsha di dalam Yerusalem. Trump juga akan menyalahi para pemimpin AS yang selama ini tidak ingin mengkui Yerusalem sebagai milik Israel.

Sejauh ini, belum ada respon baik dari pihak Israel maupun Palestina terkait rencana pengumuman Trump.

Presiden AS sejak Harry Truman menolak untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan mengatakan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi.

Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama semuanya mendukung gagasan solusi dua negara yang kemungkinan akan mencakup pemekaran Yerusalem, namun Trump sejauh ini tidak berkomitmen pada hal itu.

Sekutu AS seperti Pemimpin Yordania Raja Abdullah telah lama memperingatkan tindakan sepihak Amerika mengenai status Yerusalem dapat memicu eskalasi kekerasan dari warga Palestina dan di seluruh dunia Arab. Arab Saudi juga telah melobi AS agar tidak melakukan hal itu.

Jika terjadi, hal itu juga akan membuat AS berselisih dengan negara-negara Inggris dan Uni Eropa, yang semuanya bersikeras bahwa status Al-Quds hanya dapat ditentukan melalui perundingan kedua pihak.(T/RE1/RS3)

 

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.