Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah isu bahwa dia ingin membunuh Presiden Suriah Bashar Al-Assad, klaim utama dalam sebuah buku baru yang ditulis oleh wartawan Washington Post, Bob Woodward.
“Itu bahkan tidak pernah direnungkan,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office ketika dia bertemu dengan Emir Kuwait, Rabu (5/9).
Komentar Trump muncul ketika ia memperingatkan Damaskus bahwa “dunia sedang menyaksikan” pasukan Suriah berkumpul di tepi provinsi Idlib yang dikuasai oposisi, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan.
“Karena dunia sedang menyaksikan. Itu tidak bisa menjadi pembantaian. Jika itu adalah pembantaian, dunia akan menjadi sangat, sangat marah. Dan Amerika Serikat akan sangat marah juga,” kata Trump, demikian yang dikutip dari The New Arab.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Dalam buku barunya yang berjudul “Fear: Trump in the White House“, Woodward menceritakan bahwa Presiden mengatakan kepada Menteri Pertahanan Jim Mattis bahwa ia ingin membunuh Assad, setelah ia melakukan serangan kimia terhadap warga sipil pada April 2017.
“Mari kita bunuh dia! Ayo masuk. Mari kita bunuh mereka,” kata Woodward mengutip Trump.
Dia menulis, Mattis mengatakan kepada presiden bahwa dia akan “segera”, tetapi kemudian kembali lagi dengan rencana untuk serangan udara yang lebih terbatas.
Pendukung Trump dan Gedung Putih menganggap buku itu sebagai cerita yang “dibuat-buat”, dan dalam sebuah tweet pada Rabu pagi, Sang Presiden bertanya-tanya mengapa Kongres tidak mengubah undang-undang tentang pencemaran nama baik.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Buku itu tidak ada artinya. Ini adalah karya fiksi,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office.
Ia menambahkan, Mattis dan Kepala Staf Gedung Putih John Kelly telah mengeluarkan pernyataan yang menolak isi buku itu. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan