Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak jadi menghadiri pertemuan puncak Amerika Latin pekan ini di Lima, Peru, untuk fokus pada tindakan yang akan dilakukan terhadap Suriah yang diduga kuat melakukan serangan kimia ke lokasi oposisi.
Trump dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Amerika di Lima, Peru, pada 13-14 April, kemudian melakukan perjalanan ke Bogota, Kolombia, namun pada akhirnya digantikan oleh Wakil Presiden Mike Pence.
“Presiden akan tetap berada di tanah air, ” jelas juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders dalam sebuah pernyataan. seperti Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Presiden AS telah menemui pimpinan militernya pada Senin malam untuk membahas tindakan balasan yang akan diambil AS atas dugaan serangan kimia di Damaskus, Suriah, oleh rezim Bashar al-Assad, yang telah menewaskan puluhan jiwa dan melukai ratusan lainnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Lembaga Kemanusiaan White Helmets menuding rezim Assad bertanggung jawab atas serangan keji tersebut.
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menegaskan, bahwa misi pencari fakta tengah menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia.
Jelang pertemuan dengan pejabat milter, Trump mengatakan bahwa AS “telah mendapat kejelasan mengenai pelaku serangan”, dan masyarakat akan segera mengetahui tanggapan AS.
Trump bertekad bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas serangan itu – termasuk Rusia sekalipun akan membayar dengan harga yang mahal.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Mengenai kemungkinan keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam serangan tersebut, Trump mengatakan bahwa Putin “mungkin” bertanggung jawab. “Jika Putin terlibat, maka dia akan berada dalam posisi yang sulit. Semua orang akan membayar harga, tanpa terkecuali,” tandas Trump.
“Apakah itu Rusia, Suriah, Iran, ataupun mereka semua, kami akan segera mengetahuinya,” kata dia lagi. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata