Washington, MINA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan tengah merancang pemangkasan besar-besaran terhadap anggaran Kementerian Luar Negeri AS. Menurut sebuah memorandum internal, pemotongan ini mencapai hampir 50 persen dari total anggaran, dan berpotensi mengakhiri pendanaan bagi berbagai badan internasional seperti NATO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Pengurangan anggaran itu mencapai USD27 miliar (48 persen). Sehingga, anggaran yang dialokasikan untuk Kemlu AS pada 2025 hanya senilai USD28,4 miliar (Rp478,2 triliun),” isi memo internal Trump yang dikutip dari The Guradian pada Rabu (16/4).
Pemotongan ini mencakup berbagai sektor, termasuk pengurangan dana untuk bantuan kemanusiaan dan kesehatan global sebesar 54% dan 55%. Selain itu, rencana tersebut mengusulkan penghapusan sekitar 90 persen pendanaan untuk sekitar 20 organisasi internasional, termasuk NATO dan PBB. Program beasiswa Fulbright serta Biro Operasi Konflik dan Stabilitas juga disebutkan akan dihapuskan sepenuhnya.
Memo tersebut juga menyebutkan USAID akan ditempatkan sepenuhnya di bawah kendali Departemen Luar Negeri, mengakhiri statusnya sebagai lembaga independen. Tidak hanya itu, jumlah pegawai Departemen Luar Negeri yang saat ini sekitar 80.000 orang juga akan dikurangi secara signifikan.
Baca Juga: Kepala Delegasi Uni Eropa Puas dengan Pertemuan Menteri Dalam Negeri Suriah
Proposal ini menuai kritik tajam dari sejumlah pihak. Senator Chris Van Hollen, pejabat senior Demokrat yang juga anggota subkomite urusan luar negeri di Senat, menyebut rencana ini sebagai anggaran yang tidak serius. Ia memperkirakan pemangkasan ini akan mendapat penolakan luas dari kedua partai.
“Usulan ini akan menemui hambatan dari oposis bipartisan,” ungkapnya.
Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika bahkan menyebut pemangkasan ini sebagai tindakan yang “ceroboh dan berbahaya,” serta mengingatkan bahwa langkah ini bisa memberikan peluang kepada negara seperti China dan Rusia untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat di panggung global.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketatnya Aturan Imigrasi AS Berdampak pada Mahasiswa Indonesia