Trump Ingin Perketat Sistem Imigrasi Usai Serangan Bom New York

Ilustrasi: imigrasi Amerika Serikat. (Gambar: Premiers.ae)

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) berencana memperbaiki sistem imigrasi setelah terjadi serangan bom di New York City, yang menyebabkan setidaknya empat orang terluka.

Trump meminta Kongres untuk merevisi kebijakan migrasi negara tersebut, yang memungkinkan warga imigran mensponsori masuknya anggota keluarganya dari negara lain ke AS.

“Teror-teror hari ini memasuki negara kita melalui migrasi keluarga besar, yang tidak sesuai dengan keamanan nasional,” kata Trump dalam sebuah pernyataan Gedung Putih, Senin (11/12) waktu AS.

“Amerika harus memperbaiki sistem imigrasi yang lemah, yang memungkinkan terlalu banyak orang berisiko dan tidak memiliki hak untuk mengakses negara kita,” kata Trump.

Trump juga memohon kepada anggota parlemen AS untuk meningkatkan jumlah petugas imigrasi di negara tersebut.

Satu serangan bom terjadi pada Senin oleh Akayed Ullah (27) yang pindah ke AS dari Bangladesh pada 2011.

Menurut pihak berwenang, dia masuk ke negara tersebut dengan visa F43 yang dikeluarkan atas dasar dia memiliki koneksi keluarga dengan warga negara AS.

Departemen Keamanan Dalam Negeri telah mengkonfirmasi bahwa dia adalah penduduk tetap yang sah dan permanen di AS.

Ullah diduga melakukan serangan tersebut dengan menggunakan alat peledak berteknologi rendah yang diimprovisasi ke tubuhnya.

Juru bicara NYPD mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ledakan tersebut terjadi di area Terminal Bus Otoritas Pelabuhan, dekat 42nd Street dan 8th Avenue, yang juga dekat dengan Times Square.

Pejabat mengatakan, tiga warga dan tersangka menderita luka yang tidak mengancam jiwa akibat ledakan tersebut. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)