Tel Aviv, 25 Sya’ban 1438/22 Mei 2017 (MINA) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Israel untuk mengunjungi Al Quds dan Bethlehem dalam upayanya mencari cara memulai kembali perundingan antara Otoritas Palestina dan Israel.
Saat mendarat di Tel Aviv pada hari Senin (22/5), Trump menyebut kunjungannya itu “kesempatan langka” untuk membawa perdamaian ke wilayah tersebut.
Kunjungan itu merupakan bagian dari lawatan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden yang sebelumnya berkunjung ke Riyadh, Arab Saudi.
Pada Senin siang, Presiden AS mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lalu melakukan tur dua lokasi di Kota Tua Yerusalem Timur (Al-Quds) yang diduduki.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Perhentian pertama Trump adalah di Knesset (parlemen Israel), Al-Qeyaamah atau Gereja Makam Suci yang diyakini oleh penganut Kristen sebagai tempat Yesus disalib, dikuburkan dan dibangkitkan.
Setelah itu, ia dijadwalkan mengunjungi Tembok Barat, situs tersuci bagi orang Yahudi. Yerusalem Barat telah menjadi bagian dari Israel hingga saat ini sejak perang 1948, yang menyebabkan terciptanya “negara Israel” dan pengusiran ratusan ribu rakyat Palestina.
Mohamed Shtayyeh, seorang mantan juru runding Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip MINA, titik kuncinya adalah masalah pembangunan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
“Dapatkah Presiden Trump menempatkan Netanyahu dalam situasi akan menghentikan permukiman, atau tidak. Saya pikir ini adalah ujian sesungguhnya,” katanya. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)