New York, MINA – Setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saling menyebut ‘gila’, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengimbau keduanya agar menenangkan ‘kepala panas’.
Lavrov bahkan menyebut perang kata-kata kedua pemimpin itu sebagai ‘pertarungan taman kanak-kanak’.
Trump telah menyebut pemimpin Korea Utara itu sebagai “orang gila” pada Jumat, sehari setelah Kim menjulukinya sebagai “orang pikun AS yang gila mental”.
“Kita harus menenangkan kepala yang panas,” kata Lavrov kepada wartawan di markas PBB, New York, pada Jumat (22/9). Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA. “Kami terus mengupayakan pendekatan yang masuk akal dan tidak emosional.”
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Pada hari Kamis (21/9), Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho memperingatkan bahwa Kim dapat mempertimbangkan sebuah tes bom hidrogen dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Pasifik.
Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, upaya diplomatik Washington akan berlanjut, tapi semua opsi militer masih ada di atas meja.
Jepang yang merupakan satu-satunya negara yang pernah mengalami serangan atom, menyebut ancaman dari Ri sebagai hal yang “sama sekali tidak dapat diterima.” (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina