New York, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mitranya dari Iran Hassan Rouhani berseteru tajam di hari pertama Majelis Umum PBB, Selasa (25/9).
Trump mendesak masyarakat internasional untuk mengisolasi Teheran dari perdagangan global. Sebaliknya, Rouhani menyebut sanksi AS sebagai “terorisme ekonomi,” demikian Al Jazeera melaporkan.
Beberapa pekan spekulasi tentang kemungkinan rapat terobosan berpindah ke perang kata-kata atas keputusan Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.
Trump melakukan serangan pertama. Ia mengulangi pernyataan pemerintahannya bahwa Iran adalah “sponsor terorisme” di dunia.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Tetangga Iran telah membayar banyak biaya untuk agenda agresi dan ekspansi rezim,” kata Trump, menuduh para pemimpin Iran telah “menggelapkan miliaran dolar” dari perbendaharaan negara untuk mengobarkan perang proksi.
“Kediktatoran menggunakan dana itu untuk membangun rudal-rudal berkemampuan nuklir, meningkatkan represi internal, membiayai terorisme, dan membiayai kekacauan dan pembantaian di Suriah dan Yaman,” katanya. “Kami meminta semua negara untuk mengisolasi rezim Iran selama agresinya berlanjut.”
Trump berjanji bahwa Iran akan menghadapi lebih banyak kesulitan ekonomi ketika sanksi putaran kedua yang menargetkan sektor energi diterapkan pada 5 November.
Rouhani kemudian membalas Trump dengan mengatakan, keputusan Presiden AS itu menjatuhkan sanksi lebih banyak adalah bentuk “terorisme ekonomi”.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Rouhani pun menuduh pemerintah AS berusaha menggulingkan pemerintahnya.
“Sungguh ironis bahwa pemerintah AS bahkan tidak menyembunyikan rencananya untuk menggulingkan pemerintah yang sama yang diundangnya untuk berunding,” kata Rouhani. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu