Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump Sambut Baik Pembebasan Tawanan Aidan Alexander di Tengah Perselisihan dengan Israel

sri astuti Editor : Arif R - Senin, 12 Mei 2025 - 09:41 WIB

Senin, 12 Mei 2025 - 09:41 WIB

28 Views

Presiden AS Donald Trump (Foto: Anadolu Agency)

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Ahad (11/5) menyambut baik pengumuman Hamas mengenai pembebasan tawanan AS-Israel Aidan Alexander, dan menggambarkannya sebagai “isyarat itikad baik” dan langkah potensial untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Gaza.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan berita monumental ini. Semoga ini adalah langkah pertama dari langkah terakhir yang diperlukan untuk mengakhiri konflik brutal ini,” tulis Trump di media sosial. Almayadeen melaporkan.

Alexander, 21 tahun, memegang kewarganegaraan ganda Amerika dan Israel dan bertugas di Brigade Golani pasukan pendudukan Israel ketika ia ditangkap selama Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023.

Pemerintahan Trump telah memimpin upaya untuk mengamankan pembebasannya secara independen, meskipun pembicaraan sebelumnya dipimpin oleh pendudukan Israel, yang menimbulkan kontroversi di Israel.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina Ingatkan Persatuan Satu-satunya Jalan Gagalkan Nakbah Baru

Rencana pembebasan Alexander menyusul negosiasi langsung antara Amerika Serikat dan Hamas, yang difasilitasi oleh mediator dari Qatar dan Mesir.

Negosiasi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata yang terhenti dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Utusan AS Steve Witkoff mengonfirmasi kesepakatan tersebut, dengan menyatakan bahwa pembebasan Alexander diharapkan dalam waktu 48 jam. Khususnya, Israel tidak diberi tahu sebelumnya tentang negosiasi ini, yang menyebabkan ketegangan lebih lanjut antara AS dan pemerintah Israel.

Hamas mengindikasikan bahwa pembebasan Alexander merupakan isyarat niat baik terhadap AS, bertepatan dengan kunjungan Presiden Trump mendatang ke Timur Tengah. Kelompok tersebut menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam negosiasi intensif yang bertujuan untuk mengakhiri perang dan mendirikan pemerintahan sipil di Gaza.

Baca Juga: Operasi Balasan di Tepi Barat, Hamas: Warga Palestina Akan Terus Melawan Israel

Pembebasan Alexander dikabarkan menuai reaksi dari seluruh spektrum politik Israel, dengan beberapa anggota parlemen mengkritik peran pemerintah dalam proses tersebut.

Pemimpin oposisi Yair Lapid menyebut perkembangan itu “menyenangkan dan emosional”, tetapi memperingatkan bahwa hal itu tidak boleh menjadi kasus yang terisolasi.

“Ini harus mengarah pada kesepakatan yang lebih luas untuk membawa semua orang pulang,” katanya, seraya menambahkan bahwa laporan negosiasi langsung antara Hamas dan Amerika Serikat merupakan “kegagalan diplomatik yang memalukan” oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Ketua partai Persatuan Nasional Benny Gantz mengatakan ia gembira mendengar berita itu tetapi menuduh pemerintah tidak bertindak.

Baca Juga: Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat Peringati 77 Tahun Hari Nakbah

“Hati membesar,” katanya, “tetapi perut mual ketika melihat pemerintah yang kurang inisiatif dan tanggung jawab.”

Ia menekankan bahwa semua 59 tawanan yang tersisa adalah warga negara Israel dan bahwa tugas untuk membawa mereka kembali berada di tangan pemerintah.

“Ini sangat meresahkan. Seorang prajurit berseragam pulang ke rumah berkat negara asing, bukan negaranya sendiri,” kata Anggota Knesset (MK) Chili Tropper.

Keluarga tawanan mengatakan mereka senang dengan pembebasan Alexander tetapi khawatir bahwa diperlukan tekanan asing untuk mengamankannya.

Baca Juga: Studi: 40 persen Pemukim Yahudi Ingin Tinggalkan Israel

“Dari masa ketika tekanan Trump menghasilkan pembebasan, kini kita beralih ke pembebasan untuk Trump,” kata mereka. Mereka mendesak pemerintah Israel untuk bertindak tegas.

“Tampaknya pemerintah tidak memiliki peran atau kepentingan dalam memulangkan warga negaranya. Sudah saatnya mengakhiri perang dan membawa semua orang pulang,” ujar mereka. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kabinet Israel Putuskan Caplok Wilayah C Tepi Barat

Rekomendasi untuk Anda