Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diberitahu mengenai rencana Israel menyerang Doha, Qatar, untuk membunuh pimpinan Hamas, sekitar satu jam sebelum kejadian, namun ia tidak mencegahnya.
Laporan media Axios pada Selasa (16/9) mengungkap, tujuh pejabat Israel menyatakan Gedung Putih sudah mengetahui serangan pada Ahad lalu, sebelum rudal Israel diluncurkan ke ibu kota Qatar.
Kabar ini membantah klaim Trump yang sebelumnya mengatakan bahwa AS tidak diberi peringatan berarti terkait serangan tersebut. “Trump sebenarnya sudah tahu, tapi ia tidak melakukan langkah untuk menghentikan Israel,” demikian kutipan pejabat Israel kepada Axios.
Doha sendiri merupakan lokasi pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah, yang selama ini menjadi pusat operasi strategis Washington di kawasan. Pangkalan itu menampung ribuan pasukan dan menjadi titik penting pengawasan militer AS terhadap situasi regional.
Baca Juga: PM Qatar Desak Dunia Tolak Standar Ganda dan Tuntut Israel Bertanggung Jawab
Namun, dalam kasus ini, Trump memilih tidak menghalangi upaya militer Israel. Serangan itu disebut-sebut ditujukan untuk menargetkan pemimpin senior Hamas yang tengah berada di Doha. Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai jatuhnya korban dari serangan tersebut.
Sementara itu, pihak Qatar belum mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi laporan ini. Namun, sejumlah analis menilai, jika serangan benar dilakukan di wilayah Qatar, hal itu dapat memicu ketegangan diplomatik baru, mengingat Doha selama ini berperan sebagai mediator dalam berbagai perundingan konflik Palestina.
Pengamat politik Timur Tengah menilai sikap diam Trump memperlihatkan dukungan terselubung Washington terhadap agresi Israel, meskipun serangan dilakukan di negara yang menjadi tuan rumah salah satu pangkalan militer terbesar AS.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kapal Spanyol Terakhir Tinggalkan Tunisia, Armada Global Sumud Terus Bergerak ke Gaza