Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, negaranya tetap berdiri bersama Arab Saudi, meskipun ada “kejahatan yang tidak dapat diterima dan mengerikan” dilakukan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi.
Trump pada Selasa (20/11) mengatakan, baik Raja Salman dan Pangeran Putra Mahkota Mohammed bin Salman, “menyangkal mengetahui tentang perencanaan atau pelaksanaan pembunuhan” terhadap Khashoggi, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Namun pekan sebelumnya, badan intelijen CIA menyimpulkan bahwa Putra Mahkota telah memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
“Agen-agen intelijen kami terus menilai semua informasi, tetapi sangat mungkin bahwa Putra Mahkota memiliki pengetahuan tentang peristiwa tragis ini, mungkin dia melakukannya dan mungkin dia tidak!” kata Trump dalam pernyataan tertulisnya.
Baca Juga: Organisasi HAM: Setengah Tahun Iran Eksekusi 617 Orang, termasuk 40 Warga Afghanistan
Pemimpin Arab Saudi berada di bawah tekanan internasional di saat berlangsungnya tuntutan penyelidikan terhadap pembunuhan Khashoggi dan menahan pejabat tinggi Saudi yang bertanggung jawab.
Khashoggi, seorang kritikus terhadap kebijakan pemerintah Saudi dan kolumnis terkemuka di Washington Post, dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober setelah dia masuk ke dalam gedung tersebut.
Editor Washington Post Karen Attiah mengecam keras pernyataan Trump tersebut.
“Pernyataan Trump tentang Arab Saudi + #Khashoggi penuh dengan kebohongan dan pengabaian terang-terangan terhadap badan intelijennya sendiri,” tulisnya di Twitter.
Baca Juga: Menlu Kuba: Netanyahu Berbohong Soal Nuklir Iran Selama 30 Tahun
“Ini juga menunjukkan pengabaian yang tak termaafkan atas kehidupan orang-orang Saudi yang berani mengkritik rezim. Ini adalah nilai terendah baru,” tambahnya. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Iran: Teknologi Pengayaan Uranium Tidak Dapat Dihancurkan oleh Bom