Washington, MINA – Presiden Donald Trump pada Sabtu (22/7) menuding suratkabar New York Times menerbitkan sebuah cerita yang menyebabkan gagalnya rencana Amerika Serikat membunuh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Komentar Trump di Twitter tampaknya mengacu pada kisah yang disiarkan oleh Fox News Sabtu (22/7) pagi yang meyuguhkan cerita Juni 2015 tentang serangan AS yang menghasilkan data intelijen berharga.
Cerita bulan Juni 2015 lalu itu mengungkapkan informasi tentang aktivitas atau rutinitas Al-Baghdadi yang didapatkan saat serangan Delta Force di wilayah timur Suriah, The Daily Caller melaporkan yang dikutip MINA. Ahad (23/7).
Salah satu penggalan cerita yang disiarkan televisi tersebut tentang upaya dan strategi yang dilakukan Al-Baghdadi agar tidak terlacak pasukan koalisi.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Diceritakan bahwa pemimpin tertinggi ISIS itu bertemu secara berkala dengan para emir kawasan di markas besarnya di Kota Raqqa di Suriah Timur.
Untuk memastikan keamanannya, ada supir yang dipercayakan secara khusus menjemput para emir dan meminta mereka untuk menyerahkan ponsel mereka dan perangkat elektronik lainnya. Tujuannya untuk menghindari pelacakan lokasi oleh intelijen AS, kata seorang pejabat.
Laporan yang berkembang belakangan ini, terutama pasca pembebasan Kota Mosul di Irak, adalah apakah Al-Baghdadi masih hidup atau telah tewas seperti yang diklaim sejumlah kalangan.
Namun pejabat Pentagon bersikeras tidak memiliki informasi terkini mengenai nasib pemimpin kelompok ekstremis itu.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Kami berasumsi dia masih hidup sampai terbukti sebaliknya. Dan saat ini, saya tidak bisa membuktikannya,” ujar Menteri Pertahanan James Mattis kepada wartawan pekan lalu. (T/R11/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan