Gaza, 13 Jumadil Akhir 1438/ 12 Maret 2017 (MINA) – Juru bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rdainah, mengatakan Presiden AS Donald Trump mengundang Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Gedung Putih.
Undangan itu dilayangkan setelah kedua pemimpin berbicara melalui telepon untuk pertama kalinya sejak Trump menjabat, pada Jumat (11/3), seperti yang diberitakan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Para pengamat mengatakan, undangan ini telah berarti pengakuan tidak langsung pada Negara Palestina dan Presiden Palestina. Sebelumnya dalam pertemuan dengan PM Israel, Trump juga membuat pernyataan yang beda dengan pidato kampanye, bahwa ia ingin Netanyahu tidak melanjutkan pembangunan permukiman baru.
“Presiden Trump telah menyampaikan undangan resmi kepada Presiden Abbas untuk mengunjungi Gedung Putih guna membahas cara-cara melanjutkan proses politik, menekankan komitmennya untuk proses perdamaian yang akan mengarah pada perdamaian yang nyata antara Palestina dan Israel,” kata Abu Rdainah.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Ia mengatakan, selama ini Palestina prihatin pada pendekatan yang lebih menguntungkan ditunjukkan oleh Washington terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejak Trump berkuasa.
Netanyahu dan Trump telah berbicara di telepon setidaknya dua kali sejak pelantikan 20 Januari dan Netanyahu mengunjungi Washington bulan lalu.
Para pejabat Palestina menyatakan Abbas pada Trump menekankan keprihatinan tentang pembangunan pemukiman Israel di wilayah pendudukan dan kebutuhan untuk solusi dua-negara dalam konflik.
“Presiden Abbas menekankan komitmen untuk perdamaian sebagai pilihan strategis untuk mendirikan Negara Palestina di samping negara Israel,” kata Abu Rdainah, menurut kantor berita Palestina WAFA.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Gedung Putih di kepemimpinan Trump berhati-hati dalam masalah ini, dan sedikit ada pembicaraan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang jadi janjinya selama kampanye. Kepindahan itu adalah sebuah langkah yang akan memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.
David Friedman, calon Trump untuk Duta Besar AS untuk Israel, telah disetujui oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Kamis. Ia mengatakan ingin melihat kedutaan pindah ke Yerusalem dan mengharapkan untuk bekerja di kota itu setidaknya beberapa waktu.
Salah satu isu paling panas antara Israel dan Palestina adalah pembangunan pemukiman-pemukiman ikegal Israel di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang diduduki Palestina ingin mereka kuasai bersama dengan Gaza.
Selama kampanye, Trump mengatakan dia tidak selalu melihat permukiman sebagai rintangan bagi perdamaian. Sejak pelantikannya, Israel mengumumkan rencana untuk membangun setidaknya 6.000 lebih rumah pemukim, peningkatan yang substansial dan indikasi bahwa Israel mengambil bahasa Trump lebih lembut sebagai lampu hijau.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Tapi selama kunjungan Netanyahu, Trump mengatakan dia ingin Perdana Menteri Israel untuk “menahan pembangunan permukiman”, hal itu membuat Netanyahu terkejut. Para pejabat Israel dan AS sekarang membahas parameter permukiman.(T/P3/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya