Tokyo, MINA – Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 8,8 yang mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7), memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah Samudra Pasifik, termasuk Jepang. Pemerintah Negeri Sakura pun bergerak cepat dengan menginstruksikan evakuasi massal di berbagai wilayah pesisir.
Melansir dari kantor berita Bernama, lebih dari 356.000 warga dievakuasi dari setidaknya enam prefektur di Jepang. Peringatan tsunami yang awalnya bersifat ringan, segera dinaikkan statusnya seiring adanya proyeksi gelombang yang lebih besar.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) memperkirakan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai tiga meter di sejumlah wilayah. Sejumlah pengamatan awal mencatat gelombang setinggi 30 hingga 50 sentimeter sudah terjadi di beberapa pantai.
Warga yang tinggal di dataran rendah dan kawasan pesisir diimbau segera menuju tempat lebih tinggi. Tim SAR dan militer dikerahkan untuk membantu evakuasi dan memantau potensi bahaya lanjutan.
Baca Juga: Ribuan Muslim Pattani Thailand Gelar Aksi Bela Palestina dan Konvoi Darat untuk Gaza
Kantor Perdana Menteri Jepang langsung membentuk pusat krisis nasional guna mengoordinasikan respons terhadap ancaman tsunami dan kemungkinan gempa susulan.
“Kami belum menerima laporan adanya kerusakan di fasilitas nuklir. Namun, kami tetap meningkatkan kesiagaan,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi dalam pernyataan pers.
Sebagai langkah antisipatif, pemerintah juga menghentikan sementara layanan kereta di 41 jalur, serta menutup Bandara Sendai hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang namun waspada, serta hanya mengakses informasi dari saluran resmi pemerintah. Jepang, yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik, secara historis sangat rawan gempa bumi dan tsunami.
Baca Juga: California Dilanda Panas Ekstrem, Risiko Kebakaran Naik
Sebelumnya, gempa besar yang sama juga memicu peringatan tsunami di sejumlah negara lain seperti Tiongkok, Taiwan, Filipina, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik lainnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Australia Akui Palestina, Menlu Kritik Netanyahu Bukan Pemimpin Sejati