
Kementrian Luar Negeri China, Hong Lie
Beijing, 13 Januari 2016/3 Rabi’ul Akhir 1437 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Cina ingin membangun hubungan pertahanan anti-terorisme dengan Arab karena mengkhawatirkan Muslim Uighur yang dituduh radikal.
“Baru-baru ini Cina memiliki kekhawatiran sendiri tentang radikalisasi rakyat Muslim Uighir di wilayah Cina barat, Xinjiang,” kata Menteri Luar Negeri dan pejabat oposisi Cina kepada Channel News Asia.com yang di kutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (13/1).
Dalam sebuah dokumen yang panjang, Kementerian Luar Negeri Cina meminta militer untuk mengadakan latihan bersama, kerja sama teknis dalam persenjataan, termasuk mengadakan pelatihan dan intelijen.
“Untuk mendukung militer dan kontruksi pertahanan, negara-negara Arab menjaga perdamaian regional,” kata Kementerian.
Baca Juga: Hari Angkatan Darat, Presiden Iran Puji Swasembada Pertahanan
Pada Desember lalu, Cina mengesahkan undang-undang anti-terorisme yang memungkinkan militer untuk melakukan kerja sama luar negeri tentang operasi kontra-terorisme.
Cina menuding Muslim Uighur telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk berjuang bersama kelompok-kelompok militan di sana.
“Cina bersedia untuk memperdalam pertukaran anti-terorisme dan kerjasama dengan negara-negara Arab, mendirikan mekanisme kerja sama keamanan yang efektif dalam jangka panjang, meningkatkan dialog kebijakan dan pertukaran intelijen, serta melakukan pertukaran teknis dan pelatihan personil,” tambahnya. (T/anj/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dari Dalam Penjara Imran Khan Serukan Perpanjangan Batas Pemulangan Pengungsi Afghanistan