Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati

Bahron Ansori Editor : Arif R - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Hati adalah tempat yang suci. Hati adalah sumber segala kekuatan, terutama kekuatan ruhiyah. Hati itu fitrahnya suci, namun kadang manusia sendirilah yang telah merusaknya sehingga ia (hati) dikuasi oleh nafsu angkara murka. Debab menalam Islam, setidaknya ada tujuh penyebab mengapa hati seseorang itu menjadi rusak, antara lain sebagai berikut:

Pertama, Syirik (Menyekutukan Allah)

Salah satu faktor utama yang merusak hati adalah syirik, yaitu perbuatan menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Syirik merupakan dosa yang paling berat dan menjadi sebab utama kehancuran spiritual seseorang, karena hati yang terjebak dalam syirik kehilangan tauhid, yang merupakan landasan dasar keimanan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan dengan tegas tentang bahaya syirik ini,

 “إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ”

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa’: 48). Syirik merusak hati dengan menutup pintu hidayah, menjauhkan dari kebenaran, serta menimbulkan ketergantungan kepada makhluk selain Allah.

Baca Juga: Kepastian Kehancuran Negara Zionis Israel

Kedua, Cinta Dunia Berlebihan

Terlalu mencintai dunia dan melupakan akhirat adalah penyebab lain yang dapat merusak hati. Allah SWT berfirman,

“كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ * وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ”

“Sekali-kali tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Qiyamah: 20-21). Hati yang terlalu terikat pada dunia akan cenderung menjadi keras dan lalai dari mengingat Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.” (HR. Al-Baihaqi).

Ketiga, Lalai dari Mengingat Allah (Dzikrullah)

Baca Juga: Maulid Nabi dalam Perspektif Rumi dan Interaksionisme Simbolik

Kelalaian dalam berdzikir dan mengingat Allah adalah penyebab rusaknya hati. Allah berfirman,

 “وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا”

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.” (QS. Taha: 124). Hati yang tidak sering diisi dengan dzikir akan menjadi gelap dan jauh dari hidayah. Dzikir adalah makanan rohani yang menjaga kebersihan hati, sehingga tanpa dzikir, hati menjadi mati dan rusak.

Keempat, Banyak Berbuat Maksiat

Baca Juga: Setelah 42 Tahun Sabra Shatila, Energi Perlawanan Semakin Kuat

Maksiat merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hati. Rasulullah Shallallahu alaihi wasllam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan satu dosa, maka akan dititikkan satu titik hitam pada hatinya. Apabila ia meninggalkannya, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan bersih kembali. Dan jika ia kembali melakukannya, maka titik hitam itu akan bertambah sehingga menutupi seluruh hatinya. Itulah ar-raan yang disebutkan dalam firman Allah: ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’” (HR. Tirmidzi). Ayat yang dimaksud adalah QS. Al-Mutaffifin: 14.

Kelima, Berkata dan Berperilaku Zalim

Kezaliman adalah perbuatan yang sangat merusak hati, baik kepada Allah, diri sendiri, maupun orang lain. Rasulullah Shallallahu alaihi wasllam bersabda, “Jauhilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim). Hati yang sering melakukan kezaliman akan kehilangan sensitivitas terhadap kebenaran dan akan sulit menerima petunjuk. Allah pun memperingatkan dalam Al-Qur’an,

 “وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ”

“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 258).

Baca Juga: Ini, Sejarah Maulid Nabi dan Daftar Negara Muslim yang Merayakannya

Keenam, Hasad (Iri dan Dengki)

Iri dan dengki adalah penyakit hati yang dapat merusak hati secara signifikan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasllam bersabda, “Jauhilah hasad, karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud). Hati yang dipenuhi hasad tidak pernah tenang dan selalu dipenuhi dengan rasa tidak puas atas nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Allah memerintahkan untuk berlindung dari keburukan orang yang hasad dalam QS. Al-Falaq: 5, “وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ” (“Dan dari kejahatan orang yang dengki ketika ia dengki”).

Ketujuh, Sombong (Kibr).

Kesombongan adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Allah Ta’ala berfirman,

Baca Juga: Rabi’ul Awwal sebagai Bulan Maulid Nabi

“إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ”

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (QS. An-Nahl: 23). Rasulullah Shallallahu alaihi wasllam bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim). Kesombongan membuat hati tertutup dari kebenaran, sulit menerima nasihat, dan cenderung merendahkan orang lain. Sombong adalah sikap yang menjerumuskan Iblis dari kemuliaan dan menyebabkan kerusakan total pada hatinya.

Menjaga kebersihan hati dari syirik, cinta dunia, lalai dari dzikrullah, maksiat, kezaliman, hasad, dan kesombongan adalah kewajiban setiap Muslim. Hati yang bersih adalah tempat turunnya hidayah dan rahmat Allah, sementara hati yang rusak akan membawa seseorang kepada kesesatan dan kemaksiatan yang lebih dalam.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengingatkan, “Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari, Muslim).[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lima Cara Membangun Keluarga Islami yang Dirindukan Surga

 

 

Baca Juga: Parenting ala Orangtua Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Indonesia
Palestina
MINA Preneur