Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 11 detik yang lalu

11 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

Hati adalah pusat kendali spiritual manusia, yang menentukan baik buruknya perilaku dan kehidupan seseorang. Namun, hati tidak selamanya tetap murni; ia dapat rusak akibat berbagai faktor yang menggerus kesuciannya. Dalam tradisi Islam, terdapat tujuh perkara utama yang sering disebut sebagai penyebab rusaknya hati, mulai dari lalai mengingat Allah hingga terjebak dalam kesenangan duniawi yang berlebihan.

Memahami dan menghindari tujuh perkara ini adalah langkah penting untuk menjaga kebersihan hati, memperkuat keimanan, dan meraih ketenangan hidup yang hakiki. Pendahuluan ini akan mengantarkan kita untuk menggali lebih dalam mengenai setiap perkara tersebut serta dampaknya terhadap kehidupan manusia.

Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menjadi pangkal utama rusaknya hati.

Pertama, Syirik (Menyekutukan Allah). Salah satu penyebab terbesar rusaknya hati adalah syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Syirik termasuk dosa yang paling besar dan menjadi penyebab utama kerusakan hati, karena hati yang terjerumus dalam syirik akan kehilangan tauhid, yang merupakan pondasi iman. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an,

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa: Pusat Perjuangan Palestina dari Zaman ke Zaman

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa’: 48). Syirik merusak hati dengan menutup pintu hidayah, menjauhkan dari kebenaran, serta menimbulkan ketergantungan kepada makhluk selain Allah.

Kedua, Cinta Dunia Berlebihan. Terlalu mencintai dunia dan melupakan akhirat adalah penyebab lain yang dapat merusak hati. Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ * وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ

“Sekali-kali tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Qiyamah: 20-21). Hati yang terlalu terikat pada dunia akan cenderung menjadi keras dan lalai dari mengingat Allah. Rasulullah SAW bersabda: Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.” (HR. Al-Baihaqi).

Ketiga, Lalai dari Mengingat Allah (Dzikrullah). Kelalaian dalam berdzikir dan mengingat Allah adalah penyebab rusaknya hati. Allah berfirman,

Baca Juga: Ingin Jadi yang Terbaik? Jadilah Manusia yang Paling Bermanfaat!

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.” (QS. Taha: 124). Hati yang tidak sering diisi dengan dzikir akan menjadi gelap dan jauh dari hidayah. Dzikir adalah makanan rohani yang menjaga kebersihan hati, sehingga tanpa dzikir, hati menjadi mati dan rusak.

Keempat, Banyak Berbuat Maksiat. Maksiat merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hati. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan satu dosa, maka akan dititikkan satu titik hitam pada hatinya. Apabila ia meninggalkannya, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan bersih kembali. Dan jika ia kembali melakukannya, maka titik hitam itu akan bertambah sehingga menutupi seluruh hatinya. Itulah ar-raan yang disebutkan dalam firman Allah: ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’” (HR. Tirmidzi). Ayat yang dimaksud adalah QS. Al-Mutaffifin: 14.

Kelima, Berkata dan Berperilaku Zalim. Kezaliman adalah perbuatan yang sangat merusak hati, baik kepada Allah, diri sendiri, maupun orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim). Hati yang sering melakukan kezaliman akan kehilangan sensitivitas terhadap kebenaran dan akan sulit menerima petunjuk. Allah pun memperingatkan dalam Al-Qur’an,

وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 258).

Baca Juga: Raih Surga Dengan Amalan Ringan Ini

Keenam, Hasad (Iri dan Dengki). Iri dan dengki adalah penyakit hati yang dapat merusak hati secara signifikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah hasad, karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud).

Hati yang dipenuhi hasad tidak pernah tenang dan selalu dipenuhi dengan rasa tidak puas atas nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Allah memerintahkan untuk berlindung dari keburukan orang yang hasad dalam QS. Al-Falaq: 5, وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (“Dan dari kejahatan orang yang dengki ketika ia dengki”).

Ketujuh, Sombong (Kibr). Kesombongan adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Allah berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِين

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (QS. An-Nahl: 23). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim).

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Hari Sabtu Menurut Alquran

Kesombongan membuat hati tertutup dari kebenaran, sulit menerima nasihat, dan cenderung merendahkan orang lain. Sombong adalah sikap yang menjerumuskan Iblis dari kemuliaan dan menyebabkan kerusakan total pada hatinya.

Menjaga kebersihan hati dari syirik, cinta dunia, lalai dari dzikrullah, maksiat, kezaliman, hasad, dan kesombongan adalah kewajiban setiap Muslim. Hati yang bersih adalah tempat turunnya hidayah dan rahmat Allah, sementara hati yang rusak akan membawa seseorang kepada kesesatan dan kemaksiatan yang lebih dalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan, “Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari, Muslim).

Menjaga hati tetap bersih dan jauh dari kerusakan adalah tugas yang membutuhkan kesadaran, usaha, dan doa yang berkesinambungan. Tujuh perkara penyebab rusaknya hati—mulai dari kelalaian hingga cinta dunia yang berlebihan—menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia.

Dengan menghindari hal-hal tersebut, hati akan menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya keimanan, keikhlasan, dan ketenangan. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk menjaga hati, sehingga mampu menjalani hidup dengan penuh keberkahan dan mencapai ridha Allah di dunia dan akhirat.[]

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-34] Mengubah Kemungkaran

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Health
MINA Preneur