Ramallah, MINA – Tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel yang melakukan mogok makan dilaporkan bertambah menjadi tujuh, yang sebelumnya enam orang.
Tahanan Muhammad Al-Ardah melakukan mogok mulai Senin (4/10), sebagai protes terhadap kondisi keras isolasi, dan hukuman yang dijatuhkan kepadanya oleh administrasi penjara Ashkelon sejak dia dipindahkan enam hari lalu.
Al-Ardah, ditangkap kembali, setelah dibebaskan dari penjara Gilboa, pada dini hari awal September lalu.
Enam tahanan lainnya juga melanjutkan mogok makan terbuka, menolak penahanan administratif. Tahanan yang terlama mogok makan adalah Kayed Fusfus, yang telah mogok selama 82 hari.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Otoritas Urusan Tahanan pada Selasa (5/10) yang dikutip WAFA menyatakan, selain Fusfus, para tahanan yang mogok adalah Miqdad Al-Qawasma sejak 76 hari yang lalu, Alaa Al-Araj 58 hari, Hisham Abu Hawash 50 hari, Rayek Bisharat 45 hari, dan Shadi Abu Aker selama 42 hari.
Para tahanan tetsebut kondisi kesehatannya menurun dan makin memburuk dari hari ke hari, karena menderita kekurangan zat garam dan cairan dalam tubuh mereka, kelelahan dan stres yang parah, serta sakit kepala.
Pada Ahad (3/10), Pengadilan Militer Ofer menolak banding yang diajukan oleh Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan untuk mengajukan banding atas keputusan penahanan administratif yang dikeluarkan terhadap tahanan Kayed al-Fusfus, yang melanjutkan mogok makan untuk hari ke-82.
Al-Qawasmeh berada di Rumah Sakit Kaplan, sementara Fusfus, Al-Araj, Abu Hawash dan Bisharat berada di klinik penjara Ramle, sedangkan tahanan Shadi Abu Aker berada di sel Penjara Ofer. (T/B04/P1)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)