Washington, 18 Dzulqa’dah 1435/13 September 2014 (MINA) – Gedung Putih mengatakan Jumat (12/9), mereka “berharap” kepada Turki untuk mertemu membicarakan ancaman Islamic State (IS) atau ISIS.
“Kami tentu menyambut kemitraan dan aliansi yang kami miliki dengan Turki dan berharap mereka bergabung dengan masyarakat internasional untuk bertemu terkait ancaman ini,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest.
Rekan Earnest di Pentagon, Laksamana John Kirby mengatakan, mereka “mengharapkan” Turki akan menjadi mitra dalam upaya itu, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Harapan kami adalah Turki, sebagai sekutu NATO, akan menjadi mitra dalam upaya ini. Tapi itu terserah kepada para pemimpin Turki dan orang-orang Turki untuk menentukan bagaimana dan kapan diwujudkan ,” katanya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Namun, Kirby mengatakan bahwa dia pikir Turki akan berkontribusi dalam kampanye militer melawan Islamic State.
Komentar itu muncul mengikuti penolakan Turki untuk menandatangani Jeddah Communiqué, yang bertujuan memperkuat dukungan dalam memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islamic State.
Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat, semua menandatangani deklarasi bersama itu.
“Tidak ada keraguan, dan kami telah melihat ini baik dalam komentar pribadi para pejabat Turki, juga dalam komentar publik pejabat Turki, bahwa mereka khawatir dan memang demikian, tentang ketidakstabilan dan kekerasan yang dibuat oleh ISIS (Islamic State). Ini jelas semua terjadi tepat di depan pintu Turki,” kata Earnest.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Islamic State juga dikenal sebelumnya sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi, kelompok militan telah mengumumkan kekhalifahan yang melintasi bagian Suriah dan Irak, pengumuman yang menuai banyak kontroversi dari ulama internasional.
Presiden AS Barack Obama mengumumkan Rabu (10/9), strategi baru untuk memerangi kelompok tersebut.
Obama megatakan koalisi yang dipimpin AS akan menyerang kelompok di seluruh Irak dan Suriah, padahal sebelumnya pemerintah enggan untuk mengambil langkah itu. (T/P001/R11)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)