Tunis, 1 Safar 1436/23 November 2014 (MINA) – Pemilihan umum di Tunisia yang digelar Ahad (23/11), dipandang sebagai pemilu pertama yang bebas dan adil sejak merdeka dari Perancis pada 1956.
Setelah kemerdekaannya, negara ini hanya memiliki dua presiden, yaitu pendiri Tunisia modern, Habib Bourguiba, dan Zine El Abidine Ben Ali yang naik melalui kudeta tak berdarah pada 1987.
Sementara Moncef Marzouki, menjabat sebagai pemimpin sementara sejak Ben Ali digulingkan dalam pemberontakan tiga tahun lalu, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Tokoh sekuler Beji Caid Essebsi (87), dipandang sebagai kandidat terkuat setelah partainya Nidaa Tounes memenangkan pemilu parlemen bulan lalu, dengan presiden sementara Marzouki menjadi saingan utamanya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ada lebih 4.500 tempat pemungutan suara untuk menerima lebih dari 5,2 juta pemilih yang berhak.
Setidaknya 80.000 personil keamanan telah dikerahkan di seluruh negeri dan terdapat sebanyak 22.000 orang pemantau, yang 600 orang di antaranya adalah pemantau asing.
Sebanyak 27 kandidat bersaing dalam pemilihan, membuat sulit bagi pemenang untuk meraih lebih dari 50 persen suara sebagai syarat untuk menang langsung.
Jika tidak ada yang memperoleh suara lebih dari 50 persen, dua pemenang teratas akan bersaing kembali pada putaran kedua tanggal 28 Desember.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Hasil pemilihan Ahad (23/11) dijadwalkan akan diketahui sehari kemudian Senin (24/11). (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa