TUNJUKKAN SOLIDARITAS, RATUSAN MUSLIM SINGAPURA KUNJUNGI MASJID AL-AQSHA


Al-Quds, 3 Rabi’ul Awwal 1436/25 Desember 2014 (MINA) – Ratusan Muslim Singapura Selasa kemarin mengunjungi Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds sebagai tindakan solidaritas mendukung pembebasan kiblat pertama bagi umat Islam itu.
Aksi solidaritas Muslim Singapura itu juga mengingat tingginya tindakan pendudukan Israel baru-baru ini terhadap jamaah Muslim dan perlindungan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi, yang telah dibubuhi ketegangan di Kota Al-Quds.
Muslim di Singapura mewakili 15 persen total penduduk negara itu. Sebagian besar dari Melayu, termasuk dari komunitas India dan Pakistan serta sejumlah kecil dari Cina, Arab dan Eurasia. Sementara 17 persen dari Muslim di Singapura berasal dari India.
Ketegangan telah terjadi di Al-Quds; Masjid Al-Aqsha telah menjadi target kunjungan provokatif harian para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi, yang selalu didukung polisi Israel, selain berbagai tindakan yang bertujuan untuk menjadikan kota eksklusif bagi orang Yahudi melalui akselerasi pembongkaran rumah dan perampasan tanah.
Demikian Kantor Berita Palestina WAFA Palestinian Agency sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Masjid Al-Aqsha telah menjadi adegan untuk konfrontasi sehari-hari antara jamaah Muslim dan anggota polisi Israel yang memberikan perlindungan bagi pemukim ekstrimis Yahudi menyerbu Masjid untuk melakukan ritual keagamaan.
Israel mengklaim mereka memiliki hak sejarah pada masjid, yang mereka sebut sebagai ‘Temple Mount‘. Sementara bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsha merupakan situs tersuci ketiga setelah Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi di Mekkah.
Untuk dicatat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, bersama dengan beberapa pejabat tinggi, telah membuat berbagai panggilan mendesak dunia Islam dan Arab untuk mengunjungi Masjid guna menyaksikan secara langsung pelanggaran Israel.
Abbas sebelumnya menekankan kunjungan Umat Islam ke Masjid Al-Aqsha dan Kota Al-Quds merupakan bukan dukungan dan bukan melegitimasi pendudukan Israel. Abbas mengkiaskan kunjungan umat Islam ke Masjid Al-Aqsh saat ini adalah ‘tindakan dukungan untuk tahanan dan tidak berarti normalisasi dengan sipir’.
“Beberapa ulama Muslim dilaporkan mengatakan bahwa mengunjungi Al-Quds mungkin memberikan legitimasi kepada Israel dan dapat dipandang sebagai bentuk normalisasi,” kata Abbas.
Abbas terus memperingatkan dampak dari pelanggaran Israel terhadap Masjid dan tempat-tempat suci lainnya di Tepi Barat dan Al-Quds, memperingatkan bahwa hal itu bisa mengubah konflik politik saat ini menjadi bentrokan agama.
Tindakan Israel terhadap Masjid yang secara internasional dikutuk; Israel telah terus-menerus mendesak untuk menghentikan aksi-aksi itu yang hanya bisa menggagalkan upaya untuk kembali ke perundingan.
Untuk dicatat, Intifadhah Kedua pada tahun 2000, juga dikenal sebagai Intifadhah Al-Aqsha, dipicu oleh kunjungan mantan Perdana Menteri mendiang Ariel Sharon dan sekitar 1.000 polisi Israel ke Masjid Al-Aqsha. Bentrokan yang meletus antara warga Palestina dengan tentara Israel menewaskan lebih dari 4.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak anak.
Rakyat Palestina di seluruh wilayah telah mengorganisir beberapa aksi unjuk rasa dalam membela Al-Aqsha, yang dihadapi oleh respon Israel dengan kekerasan dan penindasan.(T/R05/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)