Djibouti, MINA – Hadiah Turki untuk Djibouti, masjid terbesar di Afrika Timur yang sedang dibangun di ibu kota, akan diresmikan dalam waktu dua bulan.
Yayasan Diyanet Turki (TDV) meluncurkan pembangunan masjid itu pada 2017, yang akan segera selesai dan diresmikan pada Februari 2019.
Dimodelkan dalam gaya arsitektur Utsmaniyah (Ottoman) klasik, masjid megah berdiri di area yang cocok 10.000 meter persegi menghadap pantai Samudra Hindia dekat istana kepresidenan Djibouti.
Masjid itu akan mampu menampung 5.000 orang jamaah, manajer proyek konstruksi, Furkan Kazım Yuksel, mengatakan kepada Anadolu Agency, Jumat (7/12).
Baca Juga: Tabrakan Pesawat American Airlines vs Helicopter UH-60 Black Hawk, Ini Reaksi Trump
“Ada juga area hijau, sebuah halaman, yang dimodelkan mirip Masjid Biru di Turki,” kata Yuksel menambahkan bahwa bagian dari masjid bertumpu pada lautan, yang membuat konstruksi sangat menantang.
Dua menara yang menjulang hingga 45 meter masing-masing menandai satu kubah besar dan empat yang kecil untuk memberikan masjid berwarna putih krem kemegahan arsitektur. Di dalam, sebuah lampu gantung rendah menambah kemegahan arsitektur.
“Kompleks inu juga mencakup seperempat areal untuk kegiatan belajar-mengajar anak-anak,” katanya, menunjuk di luar air mancur di tengah-tengah halaman yang katanya akan digunakan untuk wudhu.
Menurut Yuksel, sebagian besar bahan berasal dari Turki, termasuk batu potong yang digunakan dalam bangunan bergaya Ottoman.
Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya
Dia mengatakan bahwa masjid itu adalah “hadiah Turki untuk rakyat Djibouti” – sebuah negara yang menjalin kontak dengan Turki pada zaman kuno bersama dengan negara dan tempat lain di Tanduk Afrika.
“Nenek moyang kami melakukan kontak dengan orang-orang di wilayah ini pada zaman kuno dan saya merasa terhormat untuk menjadi bagian dari proyek ini,” katanya.
Yuksel menambahkan, “Aku ingin anak-anakku bangga.”
Duta Besar Turki untuk Djibouti Sadi AltInok mengatakan keberadaan Turki di Djibouti – sebuah negara kecil yang berpenduduk kurang dari 1 juta orang – tidak terfokus pada militer, tetapi pada pembangunan dan dukungan kemanusiaan.
Baca Juga: Albania Tolak Terima Pengungsi Palestina
Selain masjid, AltInok mengatakan, Turki telah melakukan beberapa proyek sosio-ekonomi yang ditujukan untuk kepentingan rakyat. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selandia Baru Wajibkan Warga Israel Ungkap Rincian Dinas Militernya saat Ajukan Visa