Ankara, MINA – Pemerintah Turki mengakhiri keadaan darurat nasional yang diberlakukan di negara itu setelah gagalnya upaya kudeta dua tahun lalu, Kamis (19/7).
Aturan darurat tersebut diberlakukan lima hari setelah upaya kudeta pada 20 Juli 2016, untuk memungkinkan pihak berwenang “mengambil tindakan cepat dan efektif terhadap mereka yang bertanggung jawab” terkait kudeta.
Pemerintah kemudian memperpanjangnya tujuh kali sehingga menghadapi kritik dari oposisi dan sekutu Barat Turki, demikian Al Jazeera melaporkan.
Lebih dari 250 orang, tidak termasuk para komplotan, tewas dalam upaya kudeta.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pemerintah Ankara menyalahkan gerakan pimpinan Fethullah Gulen, seorang pemimpin agama yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat. Namun, Gulen sejauh ini membantah terlibat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakhiri keadaan darurat tersebut sebagai janji kunci selama kampanyenya di pemilihan presiden dan parlemen bulan lalu, di mana ia memenangkan pemilu tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia