Ankara, MINA – Turki saat ini sedang menghadapi inflasi tinggi, yakni mencapai 78,6 persen sejak Juni lalu. Lonjakan itu merupakan yang tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Menurut Data yang dihimpun Institut Statistik Turki menunjukkan, harga makanan di Turki melonjak hampir dua kali lipat dalam setahun. Sementara, biaya transportasi naik 123 persen. Al-Jazeera melaporkan.
Sementara itu, Kini, mata uang Turki Lira telah anjlok 20% nilainya terhadap dolar AS sejak awal tahun ini.
Menteri Ekonomi Turki Nureddin Nebati mengatakan kenaikan harga komoditas global, terutama energi menjadi biang kerok tingginya inflasi Turki sejak bulan lalu. “Bertahannya kenaikan harga komoditas global yang tinggi, terutama dalam energi dan produk pertanian telah memicu inflasi,” kata Nebati.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Meski begitu, Nebati menuturkan pemerintah mengambil tindakan untuk melindungi masyarakat dari meroketnya harga-harga. Termasuk dengan mengurangi pajak penjualan dan memberikan subsidi bagi warga kurang mampu.
Presiden Erdogan telah mengumumkan bahwa pemerintah akan menaikkan upah minimum sebesar 30% mulai bulan ini. Tidak hanya itu, enam bulan setelahnya akan dinaikkan lagi sebesar 50% untuk membantu pekerja dengan biaya hidup yang melonjak. (R/P2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu