Turki Bangun 5.000 Rumah Lagi untuk Rohingya

Wakil Perdana Menteri Recep Akdag (kanan) bersama Menteri Penanganan Bencana dan Bantuan Bencana Bangladesh Mofazzal Hossain Chowdhury (kiri).(Foto: AA)

Ankara, MINA -Turki akan kembali membangun 5.000 cepat bangun (prefabrikasi) untuk pengungsi di Bangladesh.

Wakil Perdana Menteri Turki Recep Akdag, Selasa (21/11), mengatakan bahwa rencana tersebut tambahan dari pembangunan 20.000 rumah yang dijanjikan sebelumnya.

“Turki telah berjanji untuk membangun 20.000 rumah prefabrikasi bagi 100.000 orang. Kami memutuskan untuk meningkatkan () ini menjadi 25.000, jadi kami dapat melayani hampir 125.000 orang,” kata Recep Akdag dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Penanganan Bencana dan Bantuan Bencana Bangladesh Mofazzal Hossain Chowdhury di Ankara.

Akday mengatakan Turki juga akan membangun dua rumah sakit lapangan dan 10 pusat medis di Bangladesh’s Cox’s Bazar pada akhir 2017.

“Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki [AFAD], Bulan Sabit Merah Turki dan Badan Koordinasi dan Bantuan Turki [TIKA] membantu Rohingya di Bangladesh. Pada akhir tahun ini, kami akan membangun dua rumah sakit lapangan dan 10 pusat kesehatan di Cox’s Bazar tempat para pengungsi tinggal,” ujarnya.

Akdag juga mengatakan, Pemerintah Kota Metropolitan Kocaeli, barat laut Turki, akan membantu menyediakan sumur pengeboran dalam kerjasama dengan AFAD.

Chowdhury menyampaikan penghargaannya atas bantuan Turki.

“Turki ada saat ada orang yang mengalami masalah. Banyak orang Turki sekarang bekerja dengan pejabat Bangladesh untuk membantu hampir satu juta orang Rakhine,” katanya.

Sejak 25 Agustus, sekitar 621.000 pengungsi Rohingya tiba di Cox’s Bazar, melarikan diri dari aksi kekerasan di Myanmar.

Menurut PBB, jumlah pengungsi Rohingya di wilayah ini sekarang lebih dari 834.000 jiwa.

Mereka melarikan diri dari sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan militer di mana pasukan keamanan dan gerombolan ekstrimis Buddha membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.

Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan kekerasan tersebut.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal dan aksi penghilangan orang yang dilakukan oleh petugas keamanan.

Dalam sebuah laporan baru-baru ini, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut kemungkinan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. (T/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.