Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Senin (18/6), negara itu akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir ketiga.
Selama siaran tanya-jawab di media sosial secara langsung dengan pemuda Turki, Presiden Erdogan mengatakan Turki akan membangun pembangkit listrik nuklirnya sendiri setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu, yang akan dibangun bekerjasama dengan Rusia.
“Akkuyu akan memenuhi 10 persen dari kebutuhan energi kami,” kata Erdogan, menambahkan lagi 10 persen atau lebih akan dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga nuklir kedua, yang akan berlokasi di Sinop, demikian Anadolu Agency melaporkan.
“Kami juga akan memiliki kesempatan untuk membangun lebih dari itu dengan (pembangkit listrik tenaga nuklir) yang ketiga,” tambahnya.
Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza
Erdogan dan rekannya dari Rusia, Presiden Vladimir Putin, meluncurkan pembangunan pembangkit listrik Akkuyu pada upacara di Ankara pada awal April 2018.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu, yang terletak di provinsi Mersin selatan, akan menempatkan empat reaktor, masing-masing dengan kapasitas 1.200 megawatt, dan akan dibangun oleh badan energi nuklir negara Rusia, Rosatom.
Secara terpisah, ia mengatakan mobil domestik pertama yang didirikan diperkirakan menyumbang 50 miliar euro ($ 58,7 miliar) kepada PDB negara itu.
“Kami akan melihat kendaraan domestik dan nasional di negara kami pada 2022, dan kami akan mengekspornya ke pasar dunia juga,” imbuhnya.
Baca Juga: AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme
Menjawab pertanyaan tentang tingkat pengangguran, Erdogan mengatakan fihaknya bertujuan untuk mempekerjakan 100 ribu orang dengan membangun kawasan mega-industri.
“Kami memperbarui dan mengubah 135 lokasi industri kami. Kami akan menyediakan 317 ribu orang dengan pekerjaan di sini,” tambahnya.
TurkStat, otoritas statistik Turki, mengatakan sebelumnya bahwa jumlah penganggur berusia 15 tahun dan lebih – sekitar 3,2 juta orang pada Maret lalu – telah menurun sekitar 432 ribu dari tahun ke tahun.(T/R01/RS2/)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel