Oğlu menekankan, dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza Ismail Haniyah, Kamis, ia menyatakan dukungan penuh Turki untuk rekonsiliasi nasional antara dua gerakan Palestina paling berpengaruh, Hamas dan Fatah.
Dia berjanji untuk memulai kontak diplomatik dengan menteri luar negeri dari beberapa negara termasuk Washington untuk mendukung rekonsiliasi, Al-Ray Media Agency melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Oğlu menganggap perjanjian rekonsiliasi sebagai langkah penting Palestina untuk mememenangkan perjuangan dan mengundang Haniyah berkunjung ke Turki.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata
Dalam pembicaraan memakai telepon, Ismail Haniyah mendesak Qatar dan Turki memberikan dukungan politik dan keuangan untuk gerakan-gerakanPalestina guna membantu keberhasilan rekonsiliasi antara semua fihak Palestina.
Sebagaimana diberitakan Ma’an News Agency, Haniyah juga telah berbicara dengan Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dari Qatar untuk menyatakan komitmennya pada kesepakatan persatuan yang ditandatangani delegasi PLO-Hamas.
Sheikh Tamim mengatakan langkah tersebut akan mendapat dukungan lengkap dari Qatar.
Presiden Interim Tunisia Moncef Marzouki juga mengucapkan selamat kepada rakyat Palestina untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi dan berjanji bahwa Tunisia akan memberikan dukungan politik.
Baca Juga: Breaking News: Israel Hezbollah Sepakati Gencatan Senjata
Pejabat Tunisia mengatakan kesepakatan itu merupakan prestasi yang luar biasa bagi rakyat Palestina.
Perwakilan PLO dan Hamas mengumumkan kesepakatan rekonsiliasi bersejarah pada Rabu sore kemarin untuk mengakhiri perpecahan internal lebih dari tujuh tahun.
Kesepakatan itu menetapkan jadwal lima pekan untuk membentuk pemerintah persatuan, yang akan dilanjutkan dengan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen dalam waktu enam bulan kemudian.
Pengumuman itu segera dikritik oleh Israel dan Amerika Serikat. Israel segera mengadakan pertemuan kabinet pada Kamis untuk menimbang tanggapannya terhadap kesepakatan rekonsiliasi Palestina.
Baca Juga: Keledai Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Perang
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bereaksi dengan menunjukkan kemarahannya terhadap perjanjian tersebut, menuduh Presiden Mahmoud Abbas memilih “Hamas, bukan perdamaian”.
Amerika Serikat memperingatkan, kesepakatan antara pemimpin Palestina dan Hamas menjadi ancaman dan akan mematikan peluang enyelamatkan pembicaraan damai Otoritas Palestina dengan Israel yang terus diusahakan AS.
Saeb Erekat, seorang pejabat PLO membantah tanggapan Israel terhadap kesepakatan rekonsiliasi Palestina dengan mengatakan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya menggunakan isu persatuan Palestina sebagai alasan untuk tidak berdamai.
“Selama sembilan bulan terakhir negosiasi, pemerintah Netanyahu telah meningkatkan pembangunan pemukiman, penghancuran rumah, pembunuhan, penahanan, dan serangan militer,” katanya menuding Israel sebagai penyebab gagalnya perundingan, dalam sebuah pernyataan.(T/P02/IR)
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
http://maannews.net/eng/ViewDetails.aspx?ID=692588