Ankara, 23 Ramadhan 1437/ 28 Juni 2016 (MINA) – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan 14.000 ton pasokan dari Turki akan berlayar ke Gaza awal Juli sebelum liburan Idul Fitri. Dalam waktu bersamaan Turki juga berupaya memperbaiki hubungan dengan Rusia, yang renggang sejak jatuhnya pesawat pada November 2015 lalu.
“Normalisasi hubungan dengan Israel akan melihat kebutuhan dasar seperti makanan, alas kaki, dan pakaian yang dikirim dari pelabuhan Mersin di Turki,” kata Erdogan dalam acara buka puasa bersama di ibukota Turki Ankara, Senin (27/6), demikian Anadolu Agency seperti yang dikutip Mi’raj Islamic news Agency (MINA).
Hubungan diplomatik antara kedua negara yang telah dihentikan pada 2010, setelah pasukan komando Israel menyerbu Mavi Marmara (armada bantuan Turki menuju Jalur Gaza), di perairan internasional.
Serangan terhadap enam kapal sipil, yang telah berusaha untuk memecahkan blokade Israel atas Gaza, mengakibatkan kematian sembilan warga Turki dan meninggalkan 30 lainnya terluka, satu di antaranya meninggal setelah empat tahun menderita luka-luka.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Setelah dari serangan itu, Turki menuntut permintaan maaf resmi dari Israel, kompensasi untuk keluarga korban yang tewas, dan pencabutan blokade Israel di Gaza.
Pada 2013, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta maaf atas serangan itu kepada Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Hubungan Dengan Rusia
Mengenai hubungan antara Turki dan Rusia, Erdogan melanjutkan dengan mengatakan: “Kami memiliki krisis (sejak 2015 November jatuhnya sebuah pesawat perang Rusia).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Kami mencoba untuk memecahkan masalah kita. Saya percaya surat yang dikirim ke (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan membantu meningkatkan hubungan kita mendukung kedua negara,” ujar Erdogan.
Menurutnya, ia telah menyatakan maaf atas indiden tersebut, dan mengirim surat kepada rekan Rusia-nya yang menyerukan pemulihan “hubungan persahabatan tradisional.”
“Dalam surat itu, saya menyatakan penyesalan mendalam atas insiden tersebut dan juga mengingatnya sebagai kerjasama regional yang mungkin dapat memicu. Saya percaya bahwa kita dapat meninggalkan situasi sakit saat ini, yang mempengaruhi kedua negara, untuk menormalkan hubungan dengan cepat,” kata Erdogan.
Setelah 2015 November jatuhnya pesawat perang Rusia di wilayah udara Turki, Kremlin memerintahkan sanksi terhadap produk makanan, mengakhiri perjalanan bebas visa, dan larangan wisatawan Rusia mengambil paket liburan di Turki. (T/hna/P4)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)