Turki Desak Dunia Berhenti Gunakan Bahasa Provokatif

Ankara, MINA – Wakil Presiden Turki Fuat Oktay pada Senin (18/3), meminta dunia untuk berhenti mempromosikan “bahasa provokatif” setelah teroris, Jumat, di dua masjid di Selandia Baru.

“Kita harus mulai menggunakan bahasa yang berbeda. Seluruh dunia harus berhenti mempromosikan beberapa jenis bahasa provokatif,” Oktay mengatakan kepada wartawan bersama dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, dalam kunjungan mendadak ke Selandia Baru.

Oktay dan Cavusoglu melakukan kunjungan ke Christchurch untuk menekankan tekad bersama Turki melawan dan xenophobia dan untuk menyoroti solidaritas negara itu dengan Selandia Baru di tengah serangan teror. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.

Paling tidak 50 orang terbunuh ketika seorang teroris menembaki para jemaah saat salat Jumat di masjid-masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch.

Oktay mengatakan teror dan teroris tidak memiliki agama, ras, dan tempat.

Menlu Cavusoglu mengatakan pertemuan darurat Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan bersidang pada Jumat setelah serangan teror di Selandia Baru.

“Di sini [selama pertemuan], kami akan membentuk komisi untuk mengikuti keputusan yang telah kami ambil sekarang. Kami akan membawa masalah ini ke semua platform, termasuk PBB. Kami tidak akan membiarkan kasus ini berlalu,” kata dia.

Cavusoglu menambahkan Muslim di Selandia Baru dan di dunia “sangat tidak nyaman” dengan Islamofobia dan rasisme yang berkembang.

Oktay dan Cavusoglu mengunjungi orang-orang yang terluka, termasuk tiga orang Turki, di rumah sakit. (T/R03/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.