Ankara, MINA – Turki meminta pemerintah Israel mengambil langkah-langkah tegas mempertahankan status quo tempat-tempat suci di tengah meningkatnya ketegangan menyusul pawai bendera oleh pemukim Israel di Yerusalem Timur yang diduduki.
“Penggerebekan di Masjid Al-Aqsha oleh anggota parlemen Israel Itamar Ben-Gvir dan kelompok-kelompok Yahudi fanatik di bawah perlindungan polisi Israel dan upaya untuk beribadah di daerah ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap status quo di Al-Aqsha. Masjid dan Haram Al-Sharif,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (30/5).
“Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan status quo di tempat-tempat suci itu dan mengulangi seruan kami untuk tidak mengizinkan tindakan provokatif yang akan meningkatkan ketegangan di kawasan itu,” tambahnya.
Seruan Turki datang ketika ribuan pemukim Israel menggelar pawai bendera untuk menandai apa yang mereka sebut sebagai hari pemersatu Yerusalem yang merujuk pada pendudukan Israel atas kota itu pada 1967.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat kompleks Masjid Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967.
Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Bentrokan pada pawai bendera tahun lalu menyebabkan serangan 11 hari Israel di Jalur Gaza di mana lebih dari 260 warga Palestina tewas dan ribuan terluka. Tiga belas warga Israel juga tewas dalam tembakan Palestina dari Gaza selama konflik. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon