Brussels, 20 Rabi’ul Awwal 1435/22 Januari 2014 (MINA) – Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa untuk mengambil langkah tegas terhadap pelaku pembantaian di Suriah setelah puluhan ribu foto kejahatan perang dipublikasikan.
Berbicara pada konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dan Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy, di Brussel, Erdogan menekankan bahwa Turki sangat terganggu oleh foto-foto Suriah itu, demikian dilaporkan oleh Anadolu yang dikutip Mi’raj News (MINA), Rabu.
Foto-foto yang mendokumentasikan kekejaman perang, diterbitkan pada hari Senin oleh kantor berita terkemuka, di samping laporan oleh para ahli forensik.
Sekitar 55.000 foto mengungkapkan bukti penyiksaan sistematis oleh rezim Suriah terhadap tahanan selama periode dua tahun.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Mereka menunjukkan betapa seriusnya tindakan keji, pembantaian, dan praktek genosida (di Suriah). Saya serukan dari Brussels, agar masyarakat internasional segera mengambil tindakan dan langkah-langkah yang diperlukan dalam menghadapi perkembangan di Suriah,” tegas Erdogan.
Erdogan juga mencatat, kelambanan apa pun akan berbuah kegagalan merupakan tanggungjawab masyarakat internasional.
Sebelumnya, Iran mengecam pengungkapan foto-foto dokumentasi kejahatan perang di Suriah itu dan menyebutnya sebagai propaganda anti-pemerintah Assad, menjelang Konferensi Jenewa II dilaksanakan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham di Teheran mengatakan kemarin, waktu laporan dan foto yang diterbitkan oleh Anadolu Agency Senin malam, “mencurigakan, dan bertujuan melemahkan profil pemerintah Suriah”.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Afkham menilai itu adalah propaganda melawan rezim Suriah yang dimunculkan ke permukaan menjelang pembicaraan perdamaian Jenewa tentang Suriah yang dimulai hari ini. (T/P09/E1)/EO2.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu