Ankara, MINA – Pemerintah Turki memfasilitasi sekitar 7.000 calon jamaah haji warga negara Suriah untuk menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi melalui negaranya.
Kelompok terbang pertama, 180 jamaah, kebanyakan berasal dari Aleppo dan sekitarnya, masuk dari perbatasan al-Salama di utara Aleppo sampai ke penyeberangan Oncupinar di kota tenggara Kilis, Turki.
Kloter disusul sejumlah 1.058 lainnya, hingga mencapai sekitar 7.000 jamaah yang terdaftar, Arab News melaporkan Selasa (15/8) yang dikutip MINA.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Izin diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Turki, dan diselenggarakan oleh Komite Tinggi Haji Suriah, di bawah naungan Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusi dan Oposisi Suriah (NCROS).
“Banyak calhaj yang sampai ke Turki setelah melalui perjalanan dua hari,” kata calhaj Suriah, Abdurrahman Nehlevi kepada kantor berita Anadolu.
Menurutnya, tidak mudah pergi menunaikan ibadah haji dari Syria. Mereka sangat kelelahan saat tiba di daratan Turki.
“Turki menawari kami fasilitas di perbatasan dan merawat kami dengan baik,” imbuhnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Omar Kadkoy, seorang peneliti di TEPAV berbasis di Ankara yang bekerja pada integrasi sosio-ekonomi pengungsi Suriah mengatakan, pembukaan perbatasan Turki untuk haji sangat dihargai oleh peziarah Suriah.
Selma Bardakci, seorang rekan di organisasi pertukaran internasional Atlas Corps, mengatakan bahwa fasilitasi calhaj asal Suriah merupakan pendekatan kemanusiaan yang dilakukan Turki.
“Dengan memberikan izin kepada para pengungsi untuk menyeberang untuk tujuan keagamaan, Turki menunjukkan bahwa pihaknya tidak bersedia untuk mempolitisasi apa yang mereka anggap sebagai isu hak asasi manusia,” katanya.
Sikap tersebut lanjutnya, mengirim pesan positif ke dunia Muslim, dan berbicara mengenai strategi keseluruhan Turki untuk mendapatkan kredibilitas di jazirah Arab.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Bardakci mengatakan bahwa menjalankan kebijakan semacam itu adalah investasi jangka panjang untuk menjadi kekuatan regional.
“Memenangkan hati dan pikiran di wilayah ini dapat meningkatkan pengaruh Turki. Ketika krisis berakhir, orang-orang Suriah akan mengingat pendekatan kebijakan luar negeri dan upaya bantuan kemanusiaan Turki,” tambahnya.
Kelihatannya kecil, tapi kebijakan yang berpusat pada kemanusiaan akan menciptakan dampak besar bagi keterlibatan jangka panjang Turki di wilayah ini, ujarnya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata